"Saya kira ini momentum menuju ke sana. Apalagi berdasar hasil survei, tren elektabilitas ARB dan Prabowo terus naik," imbuhnya, di Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Kedekatan keduanya disambut positif banyak kalangan. Dua kekuatan ni dinilai mampu menguasai lebih dari 50 persen kursi parlemen. "Ini kekuatan luar biasa kalau koalisi," katanya.
Dia pun memuji sistem presidensil yang didengungkan oleh kedua tokoh ini. Jika berjalan, tuturnya, maka percepatan pembangunan dapat berjalan. "Kalau mengawasi saja tidak masalah. Tapi kalau tiap kebijakan harus dibuat melalui lobi yang mengancam posisi presiden kan bahaya," tuturnya, Jumat (9/5/2014).
Wasekjen Golkar, Tantowi Yahya, menyatakan kebersamaan keduanya memang dapat membangun program pro rakyat. Namun demikian, harus ada tambahan partai yang mendukung koalisi. Hal ini untuk memperkuat koalisi di pemerintahan dan legislasi, sehingga sistem presidensil dapat berjalan.
"Saya yakin bisa terwujud. Dua orang ini sudah teruji potensi dan pengalamannya," imbuh Tantowi. [republika]
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIni orang ngomong dasarnya apa ya???? lha jelas2 semua survey bilang kalo ni 2 orang dipasangkan malah jeblok, bagaiman bisa mau ngalahin Jokowi??? Ada-ada aja... hehehehe....
BalasHapusDilematis dan Kontradiksi Koalisi Golkar dan Gerindra.
BalasHapusTantowi Yahya, anda dan rekan anda di Gerindra lbh baik kalahkan dulu egoisme koalisi antar partai Golkar & Gerindra sblm hadapi kompetitor sprt Jokowi!
Suara Golkar lbh besar drpd Gerindra, tapi elektabilitas capres Ical jauh lbh kecil jika dibandingkan Prabowo.
Tantowi sbg org Golkar bernafsu jadikan Ical sbg capres dg Prabowo sbg cawapres. Orang Gerindra pasti ingin Prabowolah sbg capresnya.
1. Rekap KPU : Suara Golkar (14,75%) dan Gerindra (11,81%).
2. Survey elektabilitas Capres versi SSSG : Prabowo (10,64%) dan Aburizal Bakri (1,12%)
http://m.detik.com/news/pemilu2014/read/2014/03/13/122439/2524524/1563/survei-sssg-elektabilitas-jokowi-40-persen-jauh-di-atas-capres-lain.