Tuduhan sebagian orang bahwa Jokowi tidak punya misi dan visi adalah
tidak benar, demikian dikatakan Ari G Dwipayana, pemangat politik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dalam diskusi yang digelar Seknas
Jokowi di Rumah Gotong Royong Seknas, Jl Brawijaya 35 Kebayoran Jakarta
(Kamis 9/5/2014).
Menurut dosen Fisipol UGM ini, visi dan misi
calon Presiden dari PDI Perjuangan ini sudah tercermin dalam tindakannya
selama ini. Hal itu dilakukan karena beberapa sebab. Pertama,
merosotnya kewibawaan negara. Kedua, negara tidak hadir untuk
menyiptakan solusi berbagai persoalan yang terjadi di depan mata rakyat
seperti ketidak-adilan, kemandirian, HAM, dan kesejahteraan.
Pendapat
lebih rinci disampaikan Dr Hilmar Farid, salah satu tim pakar Seknas
Jokowi. Ia menjabarkan ringkasan “Jalan Kemandiran Bangsa” hasil
godogan tim pakar Seknas yang telah disepakati sebagai sebagai “payung”
visi dan misi Jokowi.
“Pembangunan nasional ke depan adalah
meletakkan manusia sebagai subyek utama dengan mempertimbangkan kekhasan
lokal. Kerjasama antar negara haruslah bersifat saling menguntungan. Di
sisi lain keterlibatan rakyat secara penuh adalah syarat utama yang
harus terpenuhi,” pungkas Fai, panggilan akrab Dr Hilmar Farid.
Hingga
saat ini tim pakar yang terdiri dari para akademisi dan ilmuwan dari
berbagai perguruan tinggi di Indonesia telah menyumbangkan pemikirannya
ke Seknas Jokowi dan akan dicetak dalam bentuk buku “Jalan Kemandirian
Bangsa.” [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar