Semakin mendekati pemilihan umum presiden (Pilpres) 2014, kampanye
hitam dan kampanye negatif marak beredar di dunia maya. Terakhir, yang
menjadi perbincangan publik adalah beredarnya Iklan Kematian Jokowi di
media sosial.
Kemunculan iklan tersebut langsung mengundang protes publik, akibatnya ada pihak yang diuntungkan dan pihak yang dirugikan.
"Pihak
yang diuntungkan adalah Jokowi, karena pendukungnya langsung bereaksi
keras merasa didzolimi. Sedangkan pihak Prabowo dirugikan karena stigma
negatif selalu dialamatkan kepadanya," kata Dewi Haroen, Psikolog
Politik UI dan Pakar Personal Branding dalam keterangan persnya, Jumat
(9/5/2014).
Dewi menuturkan, Jokowi mendulang keuntungan besar
dari kampanye negatif ini karena, selain langsung dibela oleh rakyat dan
juga menjadi pihak yang teraniaya. Dalam sejarah pencapresan di
Indonesia, Capres yang terkesan dianiaya biasanya banyak mendapatkan
dukungan berpotensi menjadi presiden.
"Masalahnya, apakah kubu Prabowo yang melakukan hal ini? Belum tentu juga," katannya.
Dia
menjelaskan tidak mungkin Prabowo melakukan tindakan-tindakan bodoh
yang akan merugikan dirinya sendiri. "Prabowo sendiri orang yang paham
strategi, dan tim-nya juga orang-orang pilihan yang tidak mungkin
membuat kesalahan-kesalahan yang tidak material," katanya.
Dengan
kata lain, menurut Dewi Haroen, tidak mungkin Prabowo melakukan tindakan
tersebut. "Lihat saja, begitu gambar ini muncul hujatan-hujatan
terhadap Prabowo mengalir deras dari pihak lawan. Masa Prabowo melakukan
tindakan yang merugikan dirinya sendiri," tambahnya.
Dalam
perspektif untung atau rugi, biasanya tindakan khusus dilakukan untuk
memperoleh keuntungan, dan bukan untuk meraih kerugian. "Rakyat tidak
boleh dibodohi lagi dengan hal-hal seperti ini. Sudah cukup kenyang
rakyat menelan banyak kampanye-kampanye yang sehat," ujarnya.
Dewi
mengimbau agar Tim Kampanye Jokowi dan Tim Kampanye Prabowo tidak
memgembangkan kampanye hitam, kampanye negatif, dan propaganda jahat.
"Silakan bikin prorgam yang sebagus-bagusnya, tapi kalau yidak punya
program yang baik jangan kemudian meluncurkan program kampanye jahat,"
tandasnya.
Seperti diketahui, di Facebook dan Twitter, beredar
gambar ucapan dukacita untuk Ir Herbertus Joko Widodo. Ada foto Jokowi
di gambar tersebut. Bentuk gambar tersebut berupa iklan pengumuman
kematian yang sering dimuat di surat kabar. Sebagai awalan dalam gambar
tersebut, tercantum tulisan yang mengumumkan 'kematian' Jokowi pada 4
Mei 2014. [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar