Jumat, 09 Mei 2014

Tim Jokowi Bisa Manfaatkan Kampanye 'RIP Jokowi'

Kampanye hitam bertuliskan 'RIP Jokowi' yang beredar di media sosial bisa dimanfaatkan kubu Joko Widodo untuk pencitraan dizalimi, meski tidak jelas siapa pelaku kampanye hitam tersebut.
Menurut pengamat politik yang juga dosen sekolah Pascasarjana Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad, memang tidak menutup kemungkinan kampanye hitam tersebut justru dimanfaatkan tim Jokowi untuk menimbulkan kesan sedang dizalimi. Ia menuturkan saat ini sudah tidak efektif kampanye pencitraan 'dizalimi', karena masyarakat semakin cerdas.
"Bisa dimanfaatkan kelompok pak Jokowi untuk memberi kesan dizalimi, disudutkan. Menurut saya jadi tidak efektif karena masyarakat semakin cerdas. Masyarakat saat ini sudah menerima informasi yang deras baik dari media cetak dan elektronik maupun media sosial," ujar Herdi saat dikonfirmasi, Jumat (9/5/2014).
Herdi mengatakan pencitraan dizalimi saat ini sudah usang karena hanya melakukan pengulangan. Kampanye saat ini, kata Herdi, lebih baik diarahkan pada kampanye yang mencerdaskan masyarakat dengan beradu visi misi yang terukur.
"Pencitraan dizalimi terkesan pengulangan-pengulangan yang memuakkan. Dalam ilmu kebudayaan, pengulangan-pengulangan dizalimi atau ditindas, itu termasuk mannerism yang menurut saya sudah usang. Sudah tidak terlalu efektif," tuturnya.
"Masyarakat saat ini ingin kampanye yang mencerdaskan. Visi misi yang jelas terukur. Misalnya, bagaimana memajukan kedaulatan ekonomi. Bagaimana mekanisme, metode, dan caranya? Bagaimana kerjanya, langkahnya, kebijakannya. Masyarakat ingin tahu itu dibanding kampanye dikabarkan meninggal. Itu tidak konstruktif," imbuhnya. [tribunnews]

1 komentar:

  1. Dosen/pengamat abal-abal! Asal nuduh, padahal bukti gak ada.... malu-maluin....

    BalasHapus