Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi dinilai terlalu ketergantungan dengan partainya. Hal ini terlihat dari sikapnya yang belum juga memaparkan visi dan misinya.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing mengatakan, tim PDIP dan Ketua Umum Megawati sendiri lemah dalam menyusun program. Pasalnya, slogan PDIP yakni Indonesia Hebat belum mencapai tataran operasional.
Jokowi harusnya sampaikan program dan visi misi ke depan. Jangan sampai disetir oleh partai dan Megawati. PDIP atau partai hanya bisa membantu, bukan ikut-ikutan bikin rumusan, kata Emrus kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (26/4/2014).
Ia menegaskan, Jokowi selaku capres harus menjadi penentu rumusan pembangunan ke depan. Gubernur DKI Jakarta ini diingatkan agar tidak mau disetir oleh partai terkait program pembangunan yang akan diusungnya.
Karena kalau nanti Jokowi jadi Presiden, kan bukan untuk PDIP, tapi seluruh masyarakat Indonesia, imbuhnya.
Lebih lanjut, Emrus menilai sudah terlambat bagi Jokowi untuk menyampaikan visi dan misi capres. Ia Semestinya, visi dan misi Jokowi ke depan diumumkan saat pengumuman Jokowi sebagai capres PDIP.
Sekarang sudah terlambat. Seharusnya merilis visi misi sewaktu pengumuman pengusungan Jokowi dan pemilu legislatif kemarin. Kalau sekarang, ya sudah terlambat, tandasnya. [dil/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar