Wacana koalisi PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat saat pemilihan umum presiden dan wakil presiden dinilai hampir mustahil dilaksanakan.
Kecilnya peluang koalisi tersebut karena penentu koalisi PDI Perjuangan adalah Megawati Soekarnoputri.
Mega sendiri tidak memiliki hubungan baik dengan Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ada sosok bernama Mega yang kita tahu secara historis agak sulit untuk kemudian bersatu dengan SBY. Bahkan untuk acara 17-an (HUT Kemerdekaan RI) pun agak sulit datang," ujar pengamat politik Yunarto Wijaya di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4/2014).
Yunarto memprediksi SBY memiliki peran penting dalam arah peta koalisi. Namun karena peluang koalisi dengan PDI Perjuangan sangat kecil, kemungkinan lain adalah dengan Gerindra.
"Menurut saya lebih realistis pada titik tertentu SBY akan coba masuk gabung dengan salah satu poros. Itu poros Jokowi atau Prabowo," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrat mulai mengangkat kabar koalisi dengan partai lain di Pemilu 2014. Demokrat lebih memilih PDI Perjuangan untuk berkoalisi.
"Malah lebih enak, PDIP jelas, A kata Ibu Mega, A ke bawah. Daripada PKS enggak jelas, kayak Fahri sampai sekarang 'ngantemin saja'," kata Wakil Sekjen Demokrat Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2/2014).
Pohan kemudian menjelaskan kedekatannya dengan PDI Perjuangan. Ia mencontohkan Demokrat dan PDI Perjuangan merupakan partai nasionalis dan pernah bersama-sama di pemerintahan.
"Pak SBY kan Menkopolhukam dan ketika pak SBY keluar kabinet Gus Dur," tuturnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR itu mengatakan pascapemilu legislatif akan terjadi komunikasi politik yang intensif.
"Itu bukan sekedar basa-basi tapi sudah real, siapa yang bersama, siapa yang tidak," kata Pohan. [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar