Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuziy (Romi), mengangkat wacana mengusung Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi calon wakil presiden. Menurut dia, usulan ini jauh dari dimaksudkan untuk mengolok-olok atau merendahkan SBY, yang akan pensiun sebagai presiden tahun ini.
Dia menilai, selama 10 tahun ini telah membuktikan diri sebagai pecinta dan praktisi demokrasi dalam makna sejatinya. "Usulan SBY sebagai cawapres 2014 barangkali saya lah yang pertama secara serius mengusulkan pada tanggal 10 April 2014," kata Romi kepada VIVAnews, Sabtu (26/4/2014).
Usulan ini, kata Romi secara scientific dilatari oleh sejumlah survei tak terpublikasi yang merekam bahwa elektabilitas SBY masih yang tertinggi diantara seluruh tokoh bangsa.
"Berbagai survei yang saya telaah, elektabilitas SBY antara 50-56 persen, bahkan jauh di atas kandidat tertinggi saat ini, Jokowi, yang berada pada kisaran 33-36%," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, usulan tersebut juga dilatari adanya kesan kebuntuan dalam mencari pasangan koalisi dari seluruh kandidat yang saat ini muncul sebagai bakal capres dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Romi menilai, dedikasi, pengalaman, kepiawaian berpolitik, dan kedikenalan dunia internasional seorang SBY, yang akan sangat lebih dari memadai untuk menjadi seorang wapres yang membidangi sepenuhnya urusan luar negeri.
Dia memandang, ada kemungkinan lahirnya poros keempat diluar PDIP, Gerindra dan Partai Golkar.
"Sehingga saya membayangkan munculnya seorang bakal capres alternatif yang sama sekali fresh di luar seluruh nama yang beredar, jika bersama dengan SBY, betul-betul akan menjadi pasangan kandidat yang sangat diperhitungkan."
Romi mengaku terinspirasi praktik politik dalam demokrasi modern seperti terjadi di Rusia. Dijelaskannya, Vladimir Putin yang kini menjabat presiden, sebelumnya pernah menjabat selama dua periode. Jeda sebelum terpilih kembali menjadi presiden, Putin menjabat Perdana Menteri.
"Artinya saat rakyat memilih, apapun itu hasilnya dalam demokrasi, vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara tuhan."
Minta Maaf
Namun, Romi menghormati sepenuhnya tanggapan SBY atas pemikirannya itu. Romi menghargai dan berterima kasih atas tanggapan terbuka SBY.
"Saya juga meminta maaf secara pribadi kepada pak SBY apabila wacana yang saya gulirkan menimbulkan kesan mengolok-olok atau melecehkan jabatan presiden, yang sejak semula hal tersebut sama sekali tidak diniatkan."
Sebelumnya, Presiden SBY menanggapi usulan untuk mengusungnya menjadi cawapres lewat akun twitter @SBYudhoyono. SBY menganggap fikiran tersebut aneh meskipun usulan itu karena memandang pengalaman dan kapabilitasnya.
Menurutnya, andaikata konstitusi tidak membatasi seorang presiden mengajukan diri sebagai capres tiga kali, dia tidak akan melakukan itu. "Tidak akan maju lagi."
SBY juga mengunggah tanggapannya atas usulan tersebut di Youtube melalui channel Susilo Bambang Yudhoyono. Video berdurasi 18:29 menit itu diunggah pada 25 April 2014. Sampai siang ini sudah ditonton 4.936 orang. [ren/vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar