Munculnya perbedaan pendapat di internal Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) menimbulkan banyak spekulasi. Termasuk mengenai arah dukungan dan
koalisi partai berlambang Ka'bah itu.
Direktur Eksekutif Charta
Politika Yunarto Wijaya melihat awal permasalahan perseteruan yang
terjadi di dalam internal PPP dimulai dengan kedatangan Ketua Umum DPP
PPP Suryadharma Ali ke kampanye terbuka Partai Gerindra di Stadion Utama
Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Saya hanya membaca secara eksplisit yang ditolak Emron Pangkapi,
Romahurmuziy dan 26 DPW adalah keberanian Suryadharma Ali untuk
mendukung Gerindra secara pribadi," kata dia, selepas acara diskusi di
Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4).
Diantara pihak yang berbeda
pendapat dalam internal PPP memang sudah terjadi islah. Mukernas III di
Bogor, tengah pekan lalu, yang menjadi puncaknya.
Namun, Yunarto melihat, arah dukungan PPP yang semula dibawa
Suryadharma Ali pada Gerindra dan calon presidennya Prabowo Subianto,
bisa berubah karena perbedaan pendapat sebelumnya. "Artinya, dalam
bahasa lain, secara implisit orang-orang ini kan menginginkan orang lain, selain Prabowo," kata dia.
Yunarto
menegaskan ini hanya pendapatnya melihat secara implisit apa yang
terjadi dalam tubuh PPP. Bukan berarti, dia menyarankan PPP untuk
mendukung calon lain atau berkoalisi dengan partai lain.
"Jadi secara implisit saya membaca, bukan saya menyarankan lebih baik
yah, saya membaca ada arah kemungkinan besar PPP akan lebih mungkin
bergabung dengan Jokowi (Joko Widodo) dan PDIP (PDI Perjuangan)," ujar
dia. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar