Setiap petugas pengangkut sampah di Jakarta akan didata. Mulai dari nama
hingga nomor telepon. Kebijakan itu dimaksudkan agar Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dapat langsung mengecek apabila menemukan daerah yang
sampahnya belum diangkut.
"Sekarang kita mau wajibkan siapa yang jalan tanggung jawab didata
namanya dan nomor HP-nya. Jadi Pak Gubernur pas lagi blusukan, ngelihat
jalanan kotor dan sampah yang berceceran, bisa langsung telepon deh,"
ungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balaikota
DKI, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Sampah, khususnya di pemukiman,
akan menumpuk apabila tidak ada truk sampah yang mengangkut atau
terlambat. Maka, perlu dilakukan pengontrolan.
Saat ini, ujar pria
yang akrab disapa Ahok itu, Pemprov DKI tengah mengkaji agar
pengangkutan sampah di Jakarta sepenuhnya dilakukan Dinas Kebersihan
tanpa menyerangkan kepada pihak swasta. Hal itu untuk memudahkan
pengontrolan agar semua sampah dipastikan diangkut.
"Kalau swasta
yang ngangkut kadang suka nggak tanggung jawab, nggak dijemput. Bilang
jatahnya sudah penuh lah, kita jadi nggak bisa kontrol," katanya.
Selain
itu, peremajaan truk sampah juga sedang diupayakan Pemprov DKI. Namun,
karena pengadaan 200 truk ditolak, maka diharapkan bantuan CSR
perusahaan dapat berbentuk truk sampah. Hanya, pengoperasian tetap
berada di Pemprov DKI. Sebab, kondisi truk sampah di Jakarta sudah
sangat tidak layak dan merugikan warga.
"Kebayang nggak sih
sampah-sampah berjatuhan, air comberan kotor-kotor begitu (menetes) di
tengah kota, di tengah kampung. Tentu orang akan marah. Orang Bekasi
juga kesal, kamu masuk ke Bantar Gebang tapi truk-truk sampah
menjatuhkan sampah. Jadi kita butuh peremajaan," pungkas Ahok.
Sumber :
liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar