Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sangat hobi blusukan. Namun, hobi
blusukannya ternyata tidak turun ke bawahannya. Selasa 4 Februari 2014, Jokowi, melakukan inspeksi mendadak ke kantor Wali Kota Jakarta
Barat. Tiba sekitar pukul 08.13, Jokowi hanya menemui beberapa orang
petugas. Loket pelayanan pun tampak sepi dari pengunjung, hanya berisi
2-3 orang petugas.
Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Syahrial, mengatakan
sudah mengintruksikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Kepala
Daerah di masing-masing kota administrasi untuk mampu mengikuti ritme
kinerja Jokowi dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. “Termasuk
tepat waktu dan blusukan. Kalau enggak gitu mereka pasti ketinggalan,
kasihan kan gubernur dan wakilnya,” kata Syahrial saat dihubungi Tempo,
Senin (3/2/2014).
Menurut Syahrial, jika Kepala daerah dan
staf atau pegawai PNS tidak mampu mengikuti ritme kerja Jokowi, silakan
melepas jabatannya. “Kalau tidak sanggup tinggalkan jabatannya dan akan
diganti yang lain,” ujarnya. “Mereka harus memberikan pelayanan sejak
pagi, kalau datang saja terlambat, itu sudah tidak bisa ditolelir lagi.”
Evaluasi, kata Syahrial, sudah sering dilakukan. Namun, kenyataannya
tetap saja banyak yang tidak bisa mengikuti kinerja Jokowi. “Evaluasi
jalan terus, nanti akan ada evaluasi lagi dan akan ada yang diganti,”
kata Syahrial tanpa mau menyebut siapa yang akan diganti.
Adapun Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI dari Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera, Igo Ilham mengatakan perlu adanya evaluasi menyeluruh kepada
perangkat kerja daerah. “Misalnya dari seribu PNS berapa yang terlambat,
berapa yang tidak menjalankan tugas dengan semestinya. Jadi dievaluasi
dulu, jangan kantor kosong misalnya di kantor Wali Kota Jakarta Barat,
sudah diambil kesimpulan,” ujarnya.
“Biarkan BKD dengan tim
analisis keadilannya bekerja, nanti dicari solusinya, missal terlambat
karena banjir atau macet, solusinya gimana,” kata Igo.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar