Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jika dua hingga tiga tahun
mendatang Indonesia mampu membalikkan situasi terkait kebutuhan beras.
Selama ini, meski merupakan negara agraria, Indonesia masih mengimpor beras
“Saya minta 2-3 tahun mendatang kita harus bisa balikkan situasi,
bahwa kita tanya siapa yang mau beli beras kita,” katanya di Istana,
Jumat (16/1/2015).
Selain itu, guna mencapai target swasembada, dirinya juga akan
memberikan sebanyak 60.000 traktor dan alat lainnya tahun ini untuk
membantu di sektor pertanian. Selain itu, akan dibagikan juga benih
jagung sebanyak 1 juta hektar.
“Saya kira dalam sejarah pembagian sebesar ini baru tahun ini dilanjutkan tahun depan dan tahun depannya lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Jokowi mengaku siap membangun waduk dan sudah mengumpulkan sejumlah bupati dan gubernur. Pemerintah berencana akan menambahkan 30 waduk.
“Keperluan kita 30 waduk, bangun kumpulkan bupati wali kota dan
gubernur, semua minta tambahan waduk, jadi 49, semua senang waduk. kalau
sudah diberi waduk target harus jelas, itu uang negara dan uang rakyat.
Saya yakini dengan cara kerja yang kita lakukan, itu target saya tiga
tahun harus sudah swasembada, tapi saya yakin sebelum tiga tahun
selesai,” ujarnya.
Presiden Jokowi memuji pergerakan Kementerian Pertanian
dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal tersebut
lantaran kinerja kedua kementerian yang berjalan luar biasa.
“Mentan enggak pernah di kantor, kalau rapat pamit, seharusnya memang
seperti itu, harus mengerti di lapangan. Menteri PU juga mengukur
jalan, cek irigasi, bendungan dan jalan tol. Bukan hanya soal teken
meneken di kantor saja. Target yang diberikan Mentan Amran Sulaiman ke
provinsi juga jelas, Jabar naik 2 ton, Jatim juga,“ jelasnya di Istana,
Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Jokowi mengungkapkan, dirinya akan mengabulkan permintaan apa saja
jika hal tersebut berhubungan dengan produksi dan swasembada. Bahkan,
Perpres terkait pelelangan produksi kini dihilangkan.
“Minta apa, tambah traktor kita beri, benih dan pupuk tepat waktu,
dulu tidak tepat waktu karena lelang dua bulan, lelang selesai, sudah
panen, maka perpres kita ubah, enggak usah pakai lelang, langsung
tunjuk. Karena serapan benih hanya 20 persen, yang 80 persen tidak
terkirim bagaimana mau swasembada,” jelasnya.
Selain itu, masalah di lapangan seperti saluran irigasi banyak yang
tidak teridentifikasi. Hampir 50 persen saluran irigasi rusak, ini yang
menjadi permasalahan di sektor pertanian.
“Saluran irigasi rusak, ada yang bilang 20 tahun tidak diapa-apakan,
akhirnya air tidak ke sawah, problem ini yang kita ingin selesaikan,”
ujar Jokowi. [okezone]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar