Ditengah komulonimbus yang menghantam kawasan istana, politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu
Jumat (16/1/2015) mengatakan, politik di sekitar Istana memang
mengerikan. Hal itu menanggapi adanya pro kontra terkait pencalon "Koruptor" BG. "Di sekitar, ada penjilat, ada para munafik,
ada pembisik informasi palsu, ada yang diam-diam tapi pengkhianat, ada
yg manggut-manggut tapi menikam dari belakang, ada mata-mata ada agen
rahasia, ada yg mengancam dengan kata, ada yg dengan senjata... ada yg
dengan guna-guna, si Jahat berkerja di dunia nyata hingga maya. Di
Istana ada ribuan kepentingan yg bekerja dengan jutaan cara......"
katanya.
Menurut Adian, Jokowi si tukang meubel itu sekarang
sedang berhadapan dengan konspirasi tak tampak mata, konspirasi yang
bisa lebih silent dari freemason. "Ini bisa lebih jahat dari Nazi....
Konspirasi tanpa bentuk, tak beraroma, tak diakui tapi ada dan bekerja,"
katanya.
Diluar sana, lanjut mantan aktivis itu, ada banyak
aktivis mahasiswa yang bahkan melawan dosen pun tak punya nyali, ada
banyak tokoh yangg takut bahkan pada isteri sendiri, ada banyak pengamat
yg kalah pada birahi. "Dan kini mereka semua berlomba menghakimi
Jokowi seolah mereka yang paling berani," katanya.
Dalam
kegalauannya, Jokowi, si kurus itu mengutip Pramoedya dan menegaskan
sikap serta pendiriannya bahwa sebagai Presiden ia menghormati semua
lembaga, setiap orang, tapi sebagai Presiden dia tak bisa di intimidasi
siapapun!
"Si kurus tukang meubel itu seolah ingin berkata :
silahkan bicara, silakan berpendapat, silahkan beri data dan masukan,
silahkan ancam, silahkan teror, silahkan marah tapi saya yang akan
memutuskan... Karena saya adalah Presiden!"
Adian Napitupulu,
SH Sekjen PENA 98 mengingatkan suatu saat Jokowi pernah mengatakan:
Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau
tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?" [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar