“Kami gelisah, karena tidak mampu meyakinkan Bapak untuk menarik kembali
pencalonan Komjen (Pol) Budi Gunawan. Namun kami percaya, Bapak masih
punya hati untuk mendengarkan suara kami.”
Demikian rangkaian kalimat yang mengakhiri Surat Terbuka untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang ditulis dan dikirim oleh kelompok yang menamakan diri Relawan Salam Dua Jari.
Dalam
lembar surat yang dibagikan kepada awak media pers dan publik, di
kantor KPK, Jakarta, kemarin (15/1/2015), tertulis 58 nama yang mewakili
kalangan seniman, budayawan, juga media pers.
“Ini aksi spontan saja,” kata aktor Slamet Rahardjo, yang namanya tercantum dalam surat tersebut, saat diwawancarai CNN Indonesia melalui sambungan telepon, kemarin (15/1/2015).
Artis
Olga Lydia, yang pada siang kemarin mendatangi kantor Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama sejumlah rekan pendukung gerakan
Revolusi Mental, juga menyatakan hal senada.
“Dipimpin oleh
Abdee Negara. Kami rame-rame mengajukan (petisi),” katanya seraya
menyebut nama salah satu personel Slank itu. Berbekal spanduk dan
poster, Olga dkk beraksi mendukung antirasuah.
Olga dkk
mendatangi kantor KPK untuk mengkritisi keputusan presiden dalam
pemilihan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI
(Kapolri). KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka kasus korupsi.
“Kami mendukung seseorang bukan berarti membiarkan semua keputusan yang
dilakukan. (Aksi) ini sebagai rasa kepedulian dan tanggung jawab kami,”
kata Olga kepada CNN Indonesia.
Surat tersebut terlebih
dulu dibacakan oleh Olga dkk di KPK, sebelum dilayangkan kepada Jokowi.
Intinya, meminta Jokowi mencabut pencalonan Budi Gunawan sebagai
Kapolri.
Usai berorasi di KPK, kelompok Relawan Salam Dua Jari
bergeser ke Istana Negara dan diterima pihak Sekretariat Negara. “Ia
mengabarkan bahwa Jokowi sudah mendengar dan mengetahui tuntutan kami,”
kata Olga. “Ya, kita lihat saja nanti.”
Sementara itu, di
kesempatan terpisah, Slamet menyatakan, pemilihan Kapolri sebaiknya
jangan terburu-buru. Lebih baik terlambat daripada memilih orang yang
salah.
“Baiknya Pak Jokowi tetap pada pendiriannya: tidak
menempatkan koruptor di jajaran pemerintahanya,” kata sang aktor
kawakan. “Jokowi harus sadar komitmennya, bertanggung jawab atas
perkataan dan perbuatannya.”
Komedian Pandji Pragiwaksono, yang dihubungi CNN Indonesia secara terpisah melalui sambungan telepon kemarin (15/1/2015), juga berharap “Jokowi mendengar protes kami.”
Senada
dengan Olga, Pandji menyatakan protes yang dilontarkan para Relawan
Salam Dua Jari merupakan bentuk tanggung jawab sebagai pemilih duet
Jokowi-JK.
Diakui Pandji, selama ini ada hal-hal yang membuat
dirinya kecewa terhadap keputusan Jokowi, dari soal pemilihan Jaksa
Agung, pembebasan Policarpus, sampai pancalonan Kapolri.
Pandji
tak menyangkal ada juga orang-orang yang mempertanyakan, menyindir,
bahkan menyalahkan dirinya telah memilih Jokowi. Namun secara tegas ia
menyatakan tak menyesal.
“Ketika kita memilih seseorang, maka
kita juga harus berdiri di barisan terdepan orang yang telah kita pilih
untuk mengkritisi kesalahannya, juga memuji kebenarannya,” kata Pandji.
Para
pemilih Jokowi, menurut Pandji, harus turut menjaga jalannya
pemerintahan Jokowi agar senantiasa lurus dan melakukan kebaikan untuk
rakyat.
Pandji meminta Jokowi meneliti lagi kelayakan calon
Kapolri. “Ketika ada yang salah dengan pilihan Pak Jokowi, maka kami,
para pemilihnya, bertanggung jawab untuk mengingatkan beliau.”
[cnnindonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar