Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak ada rencana untuk
menghapuskan sistem alih daya (outsourcing). Sebab kekeliruan terjadi
bukan pada sistem atau peraturan yang ada. Tetapi, dia menilai, terjadi
penyimpangan pada tahap penerapannya.
"Memang banyak penyimpangan
di lapangan dan penyimpangan di lapangan itulah yang harus diluruskan.
Banyak-banyak sekali itu yang harus diluruskan. Undang-undang sudah ada
tinggal diluruskan," jelas Jokowi di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah,
Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014).
Sedangkan untuk
kesejahteraan buruh, Jokowi mengungkapkan, pemerintah perlu menguatkan
perekonomian Indonesia. Sehingga dengan ekonomi yang stabil dapat
membuat perusahaan mampu memberikan upah layak kepada buruh.
"Ya
tentu saja kalau perekonomian baik, perusahaan akan berkembang baik. Itu
otomatis pekerja akan mendapatkan upah yang pas. Tetapi kalau memang
ada permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan diselesaikanlah dengan
musyawarah," jelasnya.
Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini
menambahkan, pemerintah harus hadir pada permasalahan yang terjadi
antara buruh dengan pengusahaan. Karena demo atau mogok kerja bukan
solusi untuk mencapai kesepakatan antara pengusaha dan buruh.
"Setiap
permasalahan yang ada pemerintah harus segera hadir. Segera ikut
menyelesaikan. Segera menengahi agar tidak berkembang kemana-mana dan
perekonomian di Indonesia tidak mandek," tutup Jokowi. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar