Rabu, 02 Juli 2014

Jokowi Harap Buruh Tak Sering Demo

Dalam kegiatan kampanye ke Sukabumi, Jawa Barat, Capres nomor urut 2 Joko Widodo menyambangi PT Daehan Global, Jalan Karang Tengah, Cibadak, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014).
Kedatangan capres yang beken disapa Jokowi bersama Anies Baswedan, TB Hasanuddin, dan Marwan Jafar, disambut histeris ribuan buruh yang sebagian besar merupakan karyawan  PT Daehan Global.
Mengenakan baju kota-kotak, Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB. Kehebohan tak terbendung saat Jokowi berorasi di atas panggung. Tepuk sorai dan pekikan kaum perempuan makin meramaikan suasana.
Kemeriahan itu membuat Jokowi tampak sumringah, meski tangannya kembali luka-luka akibat berjabat tangan dengan warga. Jokowi menganggap itu sebagai bentuk tanda cinta dan perhatian masyarakat kepadanya.
"Di depan ada fotografer dan televisi coba angkat dua jari ke atas, sampaikan ke pemirsa," ujar Jokowi di jakarta, rabu (2/7/2014).
Alhasil buruh menyambut seruan jokowi dengan antusias. Mereka langsung mengacungkan jari secara serempak. Lautan massa dipenuhi dengan angka dua jari yang merupakaan simbol dari nomor urut jokowi.
"Yang banyak melukai tangan saya itu perempuan, tapi saya tahu itu tanda sayang kaum perempuan terhadap saya. Tapi yang disini halus-halus hehe," ucap Jokowi disambut gemuruh teriakan ibu-ibu.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mendengarkan keluhan para buruh dengan meminta beberapa orang untuk maju kepanggung. "Ada yang mau ngomong, ayo ke sini," tanya Jokowi.
Seorang buruh wanita bernama Ana, maju dan menyampaikan keluh kesahnya. Dia mengatakan kalau di tempatnya bekerja belum ada pengangkatan karyawan tetap. Sementara, Yuanita sebagai Ketua Forum Perempuan meminta agar ada kerja sama antara pengusaha dengan kelompok-kelompok perempuan.
Mendengar hal itu, Jokowi berjanji pemerintah akan hadir menyejahterakan kehidupan buruh bila dia menjadi presiden. Saat itu Jokowi menceritakan pengalamannya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta,  di mana dia menaikkan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 44 persen.
"Pengusaha dan pekerja itu satu paket. Kalau ada masalah dimusyawarhkan, jika perusahaan tidak kuat membayar seperti  upah minum tidak dipenuhi itu yang harus ditanyakan.  Pemerintah menjadi jalan tengah pengambil keputusan. Saya tidak ingin berbicara akan dan rencana, ini sudah berjalan UMP 44 persen," tuturnya.
"Harus saling kordinasi, buruh dan pengusaha harus kompak," katanya.
Jokowi mengingatkan, pengusaha dan karyawan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga perlu dibangun sinergis. Jika ada permasalahan harus segera diselesaikan dengan musyawarah.
Karena jika terjadi sesuatu pada perusahaan, karyawan juga menjadi salah satu yang dirugikan."Saya ingin pengusaha dan karyawan menjadi satu kesatuan. Karyawan dan pengusaha saling berbicara dan ngomong. Kalau ada masalah dirembuk, di musyawarahkan. Kenapa? Karena bapak dan ibu satu paket. Perusahaan yang tidak bisa bayar itu yang rugi bapak ibu semua," jelasnya, Rabu (2/7/2014).
Jokowi juga mengimbau para buruh untuk tidak melakukan aksi demo. Karena menurutnya, demo tidak dapat menyelesaikan masalah. Dia mengatakan, ketika pengusaha dan karyawan tidak dapat menyelesaikan masalah mereka, maka saat itulah pemerintah mengambil bagian.
"Kalau terjadi konflik, pemerintah yang menjadi penengah dan mengambil keputusan. Gak usahlah demo, temuilah pemerintah yang berwenang saat ada masalah," tegas Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini.
Pada kesempatan ini, Jokowi kembali mengenalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain itu dia juga mengklarifikasi mengenai kampanye hitam yang ditujukan kepadanya. Terutama mengenai asal orang tuanya yang dikabarkan dari Singapura.  [merdeka,tribun,metrotvnews]

1 komentar:

  1. jangan hanya ngomong doang lah kinerja jokowi selama pemerintahan di jakarta mana hasil yg bisa di aplikasikan.. semua tidak dengan sumpah pada saat menjabat gubernur. kerja aja setengah setengah

    BalasHapus