Menanjaknya elaktabilitas pasangan nomer urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendekati pemilu presiden 9 Juli 2014 semakin membuat panik kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Saya ingin memberikan penjelasan bahwa kekhawatiran dan ketakutan pihak Jokowi saat ini dapat dimengerti dimana popularitas dan elaktabilitas Prabowo sudah melampuai Jokowi," jelas Wakil Sekjen PKS, Fahri Hamzah, di Jakarta (2/7/2014).
Anjloknya elekatbilitas Jokowi-JK itu kata Fahri karena masyarakat yang semakin rasional terhadap sosok pemimpin yang dibutuhkan saat ini.
"Hal ini menurut saya disebabkan beberapa hal yang sebenarnya bisa dijelaskan dengan sangat logis yang sejalan dengan pemikiran masyarakat Indonesia yang semakin rasional dalam memilih,” katanya.
Dia juga menyindir terkait overconfident bahwa Jokowi-JK bakal terpilih meskipun tanpa pemilu presiden sekalipun. Padahal, saat ini program yang dicanangkan Jokowi selama menjabat sebagai Gubernur DKI mulai tampak banyak tidak berhasil.
“Dalam 4 tahun dicover oleh media, terjadi peristiwa yang membuat keyakinan mereka meningkat sampai ada yang berani mengatakan enggak perlu Pilpres, Jokowi pasti menang. Bahkan salah satu tim suksesnya berani ada yang sesumbar kalau Jokowi kalah potong lehernya. Itu kesalahan karena politik itu selalu ada dinamika dan tidak stagnan,” tegas Anggota Komisi III DPR itu.
Beberapa faktor diatas kata Fahri cukup berpengaruh signifikan terhadap kelompok swingvoters.
"Kesempatan membandingkan membuat masyarakat yang tadinya belum memilih atau swingvoters akan menjatuhkan pilihannya pada Prabowo dan tidak sedikit juga yang tadinya hendak memilih Jokowi menjadi batal memilihnya," pungkasnya. [okezone, media milik Hary Tanoe]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar