Rabu, 02 Juli 2014

Prabowo Lawan Jokowi Bak Raksasa Goliat Vs Daud

Si mercy biru yang dulu mengaku netral akhirnya kini membelokkan haluannya. Partai Demokrat kini berlabuh ke kubu pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Tak ada lagi partai netral.
Kini tercatat, 7 Parpol sudah berada dalam Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta. Bisa dibilang koalisi raksasa jika dibandingkan dengan kubu lawan, Jokowi-JK yang hanya didukung 5 parpol.
Namun si nomor 2 tak patah arang. Jokowi-JK justru semakin bersemangat menghadapi koalisi raksasa Prabowo-Hatta. Pertarungan ini diibaratkan seperti kisah dalam Alkitab, Daud dan si raksasa Goliat.
"Keyakinan, tidak takut itu sudah dari Jokowi mulai dari Solo dan di Jakarta. Tidak pernah ada yang dominan dukung (Jokowi waktu itu), tapi menang," ucap anggota timses Jokowi-JK, Eva Sundari kepada Liputan6.com di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/7/2014).
"Bisa analogi Daud vs Goliat, kan mereka sudah 63% dan kita hanya 39%. Tapi jangan lupa juga, semua survei kan menyatakan dalam partai itu split (terpisah). Suara rakyat tidak otomatis dikurung oleh suara partai."
Alkisah, Daud hanya seorang pemuda biasa tapi harus bertarung melawan prajurit raksasa, Goliat. Di akhir cerita, Daud yang bertubuh kecil berhasil menumpas Goliat. Seperti Jokowi yang diibaratkan Eva sebagai Daud.
"Ini saya yakin Jokowi tidak masalah karena rakyat yang berkuasa punya suara dan preseden sudah ada," tutur Eva.
Politisi PDIP itu mengatakan, sewaktu mengikuti pemilihan walikota di Solo, Jokowi juga hanya didukung 2 partai. Tapi toh bisa menang juga. Hal ini kemudian terulang lagi saat Pilgub DKI 2012 lalu.
Saat itu pria kurus tersebut hanya didukung 17% dari suara yang ada di DPRD DKI Jakarta. Tapi hasilnya kemenangan. Eva yakin, meski dengan dukungan yang minim, Jokowi tak akan memiliki masalah dalam menjalankan roda pemerintahan nantinya.
"Dalam pelaksanaan pemerintahan juga nggak ada masalah meski negosiasi alot. Kalau programnya sensible dan pro dengan rakyat pasti dibela," ujarnya.
Menurut Eva, karakter pemilih saat ini telah mengalami perubahan. Mereka tak lagi menggantungkan kepercayaannya pada partai tapi pada figur orang yang bakal dipilih.
"Figur itu yang penting bukan partai. Zaman SBY juga sama, dulu dukungan kecil tapi menang. Itu kesimpulannya," tandas Eva.
Sokongan Demokrat...  [liputan6]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar