Menjelang Pemilu Presiden 2014 masyarakat Indonesia dibingungkan dengan
pernyataan salah satu kubu calon presiden. Rakyat diminta mencari
pemimpin yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing, karena itu yang
benar.
Pernyataan yang pernah dilontarkan Bapak Bangsa Bung Karno itu dikutip
oleh mantan Wakasad Johannes Suryo Prabowo yang menjadi tim pemenangan
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Pernyataan itu hanya akal-akalan saja untuk membangun kesan mirip Bung
Karno. Suryo Prabowo harusnya paham, siapa yang justru bekerjasama
dengan asing dan menjadi bagian dari kekuatan PRRI Permesta, itu
harusnya contoh yang dipakai untuk kerjasama asing," kata Hasto kepada
wartawan di Jakarta, Sabtu (5/7/2014).
Hasto menambahkan pernyataan itu ingin mengesankan Jokowi sebagai
pemimpin yang bekerja sama dengan asing sebaliknya kubu lawan dicitrakan
sebagai pemimpin yang ditakuti asing karena memang tersangkut masalah
Hak Asasi Manusia (HAM).
Padahal, lanjut Hasto, publik sangat ingat bagaimana tegasnya Jokowi
terhadap bantuan Bank Dunia. Termasuk sikap tegasnya untuk mengambil
alih kepemilikan perusahaan asing dari PT Palyja, perusahaan air yang
selama ini dimiliki perusahaan asing.
"Itu adalah bukti nyata, bukan sekedar 'kecap'. Itu adalah fakta dan
data yang selama ini tak pernah disampaikan Suryo Prabowo," ujarnya.
Ia menambahkan pernyataan Suryo Prabowo dapat menjadi bumerang karena
menampilkan kesan Prabowo terzalimi. Sebab, dalam kenyataannya Jokowi
yang mendapatkan serangan dan fitnah.
Berdasarkan keterangan yang marak beredar di dunia media sosial, Jokowi
mendapat serangan berjumlah 98% pada awal puasa. Dari jenis serangan,
Jokowi menerima 27 isu serangan, sedangkan Prabowo hanya 8 isu. "Data
itu dikeluarkan Indonesia Indikator," kata Hasto.
Ia mengaku heran melihat Johannes Suryo Prabowo yang mengatakan Prabowo
terzalimi. Faktanya, fitnah begitu masif ditebar Redaksi Obor Rakyat yang menyerang Jokowi secara brutal dan kini para pengelolanya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Alhamdullilah, elektabilitas Jokowi tidak tergoyahkan. Rakyat semakin
cerdas dan loyal ke Jokowi karena gagasan yang membumi tentang
Indonesia," tandasnya.
Kesan Prabowo merupakan capres yang dizalimi juga gugur dengan
sendirinya setelah data riset menunjukkan 204 psikolog menilai Prabowo
memiliki orientasi kekuasaan yang begitu besar, dan dalam keadaan di
bawah tekanan bisa salah mengambil tindakan. Dari data profil psikologi
tersebut dapat diketahui siapa yang begitu bernafsu mengejar kekuasaan. [metrotvnews]
Pak Hasto, biarlah anjing menggonggong (memfitnah, sebut boneka, tuduh korupsi bus transjakarta, sebar surat palsu, sebar iklan RIP, tuding rek. gotong royong sbg gratifikasi, sebar obor rakyat, tuduh pki, sebut sinting dsb) tapi biarlah KAFILAH JOKOWI-JK berlalu utk menang di 9 Juli 2013 sbg Presiden/wapres 2014-2019. Salam 2 Jari dr Relawan Anti Fitnah.
BalasHapusHidup jokowi saya mendukung penuh jokowi. Ntah mau dikata boneka atau apa. Menurut saya pandangan politiknya lebih mengena. Tindakan tidak cuma renca" itu cukup memukau.
BalasHapus