Semangat menggebu warga negara Indonesia (WNI) yang ingin memberikan
suaranya di Pilpres 2014 tergambar dari membeludaknya jumlah pemilih di
beberapa negara, salah satunya di Den Haag, Belanda.
Pengalaman menjalani proses pemungutan suara Pilpres 2014 di 'Negeri
Kincir Angin' itu diutarakan Tika Sinaga. WNI yang tinggal di Den Haag
itu menceritakan pengalamannya mengikuti pesta demokrasi di Den Haag
melalui milis Perspektif.
Pada hari H pemilihan yakni Sabtu, 5 Juli 2014, Tika sudah berangkat
menuju KBRI Den Haag sejak pagi untuk mengikuti memberikan hak suaranya.
"Saya kebetulan sedang dalam perjalanan kerja ke Utrecht yang sudah
terskedul sejak tahun lalu. Tanggal 5 pagi dari Schipol saya langsung ke
KBRI Denhaag, untuk pilpres," tulisnya.
Apa pilihannya, ternyata pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK. "Tentunya nyoblos jagoan saya, Jokowi," katanya.
Sesampainya di lokasi, Tika mendapat pemandangan yang menakjubkan.
"Waktu saya tiba, antrean sangat panjang. Tapi saya tetap antre bersama
seorang kolega. Heran benar, hujan in and out, enggak ada
seorang pun yang bergeser ke luar barisan. Untungnya ada orang
merapatkan payungnya, jadi kamera Nikon saya terlindungi," lanjutnya.
Sembari mengantre, Tika sempat bertegur sapa dengan sesama WNI. Ia pun
mengutarakan pertanyaannya, apakah selalu begini setiap pemilu? Beberapa
WNI yang mengaku sudah tinggal di sana selama 15 hingga 30 tahun
tinggal di sana mengatakan inilah pertama kali terjadi. Orang-orang
bersedia antre sampai 3 jam lamayan untuk bisa mencoblos.
Tika pun mendengar pembicaraan pegawai kedutaan yang berjaga. Mereka
terlihat berdiskusi, "Pak masih 700 orang lagi di luar dan ini sudah
hampir jam 4!" Ia juga melihat beberapa ibu yang antre sambil
menggendong anak dikeluarkan dari barisan karena diberi jalan pintas.
"Saya sempat mengobrol dengan Ibu Dubes yang mengunjungi para pengantre dan menanyakan ke beliau, apakah ada bottle neck di dalam, sampai antrean begini panjangnya atau pemilu kali ini yang memang istimewa," tulis Tika.
Saking ramainya, ia melihat penjaja makanan dadakan seperti bakso dan
risol berdagang di seberang gedung kedutaan. Ada pula mahasiswa yang
berfoto bersama di seberang kedutaan mengacungkan 2 jari.
Dari hasil obrolannya dengan banyak orang, mulai dari tua hingga muda,
dari satu kelompok ke kelompok lainnya, Tika mendapat jawaban yang sama,
"Mereka ingin bantu Jokowi orang kampung itu, memenangi pertarungan ini
untuk mewujudkan Indonesia baru. Saya bener-benar terharu, dan saya
tidak bohong," ucapnya. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar