Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai basis PDIP. Maka dari itu, tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan bisa meraup 70 persen suara di Jateng.
Koordinator wilayah pemenangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla wilayah Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan, pasangan tersebut berusaha merebut hati masyarakat untuk memenangkan Pilpres 9 Juli 2014.
"Strateginya adalah memenangkan hati masyarakat. Masyarakat ingin disapa. Saya yakin capres yang diusung koalisi PDIP, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI akan mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Pulau Jawa," kata Ganjar ketika dijumpai di Media Center Pemenangan Jokowi-JK, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2014).
Khusus wilayah Jateng, Ganjar menuturkan, dari target relawan dan struktural, pasangan Jokowi-JK akan mendapat dukungan suara antara 60 hingga 70 persen suara.
"Sebenarnya yang menargetkan adalah relawan dan struktural. Banyak yang ingin membantu. Yang pesimis menargetkan 60 persen, yang optimis 70," ucap Ganjar.
Gubernur Jateng itu menjelaskan, di sebagian besar wilayah di Jawa Tengah masih akan menjadi kantong suara terbesar perolehan dukungan pasangan Jokowi-JK, antara lain, Solo raya, Banyumas, Kedu, dan sejumlah wilayah lainnya yang selama ini memiliki dukungan terbesar bagi koalisi pendukung Jokowi-JK. "Sepanjang jalur Pantura juga jadi perhatian kita," ucap Ganjar.
Meski optimisme muncul dari Ganjar, tidak demikian dalam pandangan pengamat politik dari Universitas Wahid Hasyim Semarang Joko J Prihatmoko. Menurut dia, Jokowi-JK belum tentu menang mudah di Jateng.
"PDIP dominan dengan 27 kursi DPRD Provinsi dan sekitar 20-an kepala daerah dari PDIP cukup dominan. Jokowi popularitas di Jawa Tengah tinggi. Tetapi sebaliknya Pak Prabowo belakangan ini Gerindra jadi rising star. Nah popularitasnya Prabowo meningkat," ujar Joko kepada merdeka.com, Jumat (6/6/2014).
Dia mengatakan, apabila kandidat pasangan menjadi tiga calon, diprediksikan Jokowi akan menang mutlak. Namun, kenyataannya yang terjadi adalah dua calon sehingga kompetisi informasi soal visi misi dapat diketahui oleh masing-masing calon.
"Kira-kira kompetisi pemilihan presiden di Jawa Tengah akan ketat," tuturnya.
Dia berpendapat jika pemilih di Jawa Tengah sama-sama menginginkan sosok pemimpin yang merakyat dan memiliki ketegasan.
"Prabowo ingin diyakinkan aspek humanisnya. Tapi yang nampak menonjol ini kelemahan Prabowo kurang humanis. Sedangkan Pak Jokowi merakyat tapi di posisi itu ketegasan melemahkan," ujarnya. [dan/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar