Rabu, 15 Oktober 2014

Demi Jokowi, Mereka Menggowes dari Tegal ke Monas

Pesta rakyat yang akan digelar di Monas seusai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, disambut antusias oleh relawan Jokowi-JK di daerah Pantai Utara Jawa Tengah, wilayah eks-Karesidenan Pekalongan. Di Kota Tegal, sebanyak 25 relawan Jokowi-JK berangkat ke Jakarta dengan naik sepeda sejak Rabu (15/10/2014).
"Mereka berangkat pukul 06.00," kata Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tegal, Supandi. Mengenakan kaos seragam bergambar Jokowi-JK lengkap serta bendera-bendera yang diikatkan pada sepeda, para relawan itu akan menyusuri Jalur Pantura hingga Jakarta tanpa dikawal mobil atau sepeda motor. Menempuh jarak sekitar 350 kilometer, mereka diperkirakan tiba di Jakarta antara Sabtu atau Ahad, 18-19 Oktober. Adapun pelantikan Jokowi-JK oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat diselenggarakan pada Senin, 20 Oktober 2014.
Euforia menyambut pelantikan Jokowi-JK sejenak mengalihkan perhatian para relawan di Kota Tegal ihwal nasib kedua rekan mereka yang meringkuk di tahanan Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Agus Slamet dan Komar Raenudin alias Udin. Keduanya ditahan sejak Kamis pekan lalu karena kasus pencemaran nama baik Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno, di Facebook. Dijerat dengan Undang Undang Informasi dan Traksaksi Elektronik, mereka terancam hukuman penjara maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar.
Koordinator Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempur) Kota Tegal, Miftahudin, mengatakan Agus dan Udin adalah aktivis di LSM Humanis dan LSM Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan (Amuk). "Mereka juga pengurus Sekretariat Nasional Jokowi wilayah Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal," katanya.
Di Kabupaten Pekalongan, puluhan relawan Jokowi-JK yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pekalongan untuk Indonesia Hebat (Almisbah) juga akan berangkat ke Jakarta dengan bus. "Kami berangkat pada Ahad malam, 19 Oktober," kata Koordinator Almisbah, Suryan Rusli.
Suryan mengatakan, lawatan Almisbah ke Jakarta murni swadaya alias tidak ada bantuan dari partai politik. Dia justru mengkritik para elit politik di daerah dari koalisi partai pro Jokowi yang terkesan abai terhadap perjuangan rakyat dalam mempertahankan demokrasi.
"Mereka punya dana besar, sangat enteng kalau hanya membuat spanduk-spanduk penolakan pilkada secara tidak langsung untuk dipasang di jalanan," ujar Suryan yang juga Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Kabupaten Pekalongan.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar