Pesta rakyat yang akan digelar di Monas seusai pelantikan presiden dan
wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, disambut antusias oleh
relawan Jokowi-JK di daerah Pantai Utara Jawa Tengah, wilayah
eks-Karesidenan Pekalongan. Di Kota Tegal, sebanyak 25 relawan Jokowi-JK
berangkat ke Jakarta dengan naik sepeda sejak Rabu (15/10/2014).
"Mereka berangkat pukul 06.00," kata Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan
Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tegal, Supandi. Mengenakan
kaos seragam bergambar Jokowi-JK lengkap serta bendera-bendera yang
diikatkan pada sepeda, para relawan itu akan menyusuri Jalur Pantura
hingga Jakarta tanpa dikawal mobil atau sepeda motor. Menempuh jarak
sekitar 350 kilometer, mereka diperkirakan tiba di Jakarta antara Sabtu
atau Ahad, 18-19 Oktober. Adapun pelantikan Jokowi-JK oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat diselenggarakan pada Senin, 20 Oktober 2014.
Euforia
menyambut pelantikan Jokowi-JK sejenak mengalihkan perhatian para
relawan di Kota Tegal ihwal nasib kedua rekan mereka yang meringkuk di
tahanan Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Agus Slamet dan Komar Raenudin
alias Udin. Keduanya ditahan sejak Kamis pekan lalu karena kasus
pencemaran nama baik Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno, di
Facebook. Dijerat dengan Undang Undang Informasi dan Traksaksi
Elektronik, mereka terancam hukuman penjara maksimal enam tahun dan
denda maksimal Rp 1 miliar.
Koordinator Gerakan Mahasiswa Peduli
Rakyat (Gempur) Kota Tegal, Miftahudin, mengatakan Agus dan Udin adalah
aktivis di LSM Humanis dan LSM Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan (Amuk).
"Mereka juga pengurus Sekretariat Nasional Jokowi wilayah Kabupaten
Brebes, Tegal, dan Kota Tegal," katanya.
Di
Kabupaten Pekalongan, puluhan relawan Jokowi-JK yang tergabung dalam
Aliansi Masyarakat Pekalongan untuk Indonesia Hebat (Almisbah) juga akan
berangkat ke Jakarta dengan bus. "Kami berangkat pada Ahad malam, 19
Oktober," kata Koordinator Almisbah, Suryan Rusli.
Suryan
mengatakan, lawatan Almisbah ke Jakarta murni swadaya alias tidak ada
bantuan dari partai politik. Dia justru mengkritik para elit politik di
daerah dari koalisi partai pro Jokowi yang terkesan abai terhadap
perjuangan rakyat dalam mempertahankan demokrasi.
"Mereka punya
dana besar, sangat enteng kalau hanya membuat spanduk-spanduk penolakan
pilkada secara tidak langsung untuk dipasang di jalanan," ujar Suryan
yang juga Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Kabupaten Pekalongan. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar