Jumat, 04 Juli 2014

Prabowo Kalap, Kampuspun diembat

Dugaan kampanye dengan cara-cara kotor mulai merambah di sekitar daerah kampus. Salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mengaku bernama Maki melaporkan praktek kotor itu ke Panitia Pengawas Pemilu Surakarta, Jumat (4/7/2014).
"Semalam, saya kebetulan sedang nongkrong di warung kopi bersama teman-teman," kata Maki saat ditemui di kantor Panwaslu Surakarta. Saat sedang nongkrong, dia melihat ada dua pengendara sepeda motor yang berboncengan berhenti di depan warung.
Salah satu pengendara itu langsung masuk ke dalam warung tanpa melepas helmnya. "Dia langsung bagi-bagi amplop berwarna putih," ujar Maki. Amplop itu dibagikan kepada tujuh orang yang sedang berada dalam warung. Pria misterius itu juga langsung pergi.
Menurut Maki, amplop tersebut berisi uang dengan nominal Rp 50 ribu. Selain itu, terdapat kertas cetakan yang berisi materi kampanye ajakan memilih salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. "Gambarnya pasangan nomor 1 (Prabowo-Hatta)," tuturnya.
Maki bersama kawan-kawannya lantas berinisiatif melaporkan kejadian tersebut ke Panwaslu. "Kami hanya melaporkan apa yang kami alami," katanya. Dia berharap lembaga itu bisa menindaklanjuti laporannya.
Dalam laporan tersebut, Maki dan kawan-kawannya belum bisa menyebut jenis pelanggaran dengan tegas. Mereka belum bisa memastikan bahwa uang itu merupakan money politic atau justru kampanye gelap terhadap calon presiden yang gambarnya ada dalam amplop.
Salah satu anggota Panwaslu Surakarta, Ganef Ananta, mengatakan mereka akan menggelar rapat terkait dengan laporan tersebut. "Kami akan selalu menindaklanjuti setiap laporan pelanggaran yang masuk," ujarnya.
Hanya saja, informasi yang dia dapatkan dalam laporan tersebut masih minim. Pelapor juga belum menyerahkan barang bukti. "Nanti pelapor serta saksi akan kami panggil lagi untuk melengkapi," tutur Ganef.   [tempo]

1 komentar:

  1. Hanya uang Rp. 50 rb utk sebuah kekuasaan selama 5 thn dan rakyatpun terbeli, pemerintahan balik modal. Itulah wujud ambisi dg anggapan rakyat msh bodoh.
    "Rasulullah melaknat orang yang memberi sogokan dan yang menerima sogokan.”" [HR Abu Daud (3580) dan At Tirmidzi (1337) dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhu. Hadits shahih.

    Blm terpilih sdh menginjak supremasi hukum, bagaimana bila terpilih nanti?

    Pendukung Prabowo itu aneh, mereka memborong media TV TVOne, MNCTV, inilah.com, obor rakyat dg uang patungan kampanye yg tdk jelas halal atau tdk, tdk transfaran, tdk akuntable utk membeli suara rakyat. Tetapi Jokowi-JK justeru disumbang uang dan suara oleh rakyat. Yakinlah sy bahwa rakyat sdh sangat cerdas menyikapinya, selebihnya adalah penguasa hrs jaga pilpres dg bersih, jujur, adil atau tdk berpihak.
    Mhn maaf bila kata2 sy kurang berkenan di hati saudara2.
    Indonesia hrs dipimpin oleh seorang pemimpin yg selalu mengamalkan makna wudlu yaitu gunakan telapak tangan utk bersalaman/bekerja, gunakan mulut utk tdk memfitnah, gunakan hidung utk mencium kebaikan, gunakan wajah utk tdk cari muka, gunakan lengan tangan utk mengangkat amanat, gunakan otak utk pikirkan nasib dan solusi utk rakyat dan negara, gunakan telinga utk mendengar suara rakyat dan nasehat ortu/kyai/ulama, dan gunakan kaki utk mendatangi dan memfungsikan semua bagian tubuh di atas di dekat rakyat.
    Salam Indonesia Hebat, Salam V/Victory/kemenangan, Salam 2 Jari Jokowi-JK dan selamat menjalankan ibadah puasa.

    BalasHapus