Jumat, 04 Juli 2014

Di Bekasi, Jokowi Buka Puasa dengan Gorengan

Duk..duk...duk. Suara beduk Magrib menyetop aktivitas calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi), di Jalan Juanda, Bekasi, Jawa Barat. Waktunya berbuka puasa memang.
Mobil dengan nomor polisi B 1567 PRA yang ditumpangi Jokowi tiba-tiba menepi. Mendadak dan membuat pewarta yang lama "mengencaninya" kalang kabut. Turun dari mobil, Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu bergegas mengampiri tukang gorengan di pinggir jalan.
"Beli (gorengan) Rp100 ribu. Tempenya yang banyak ya," kata Jokowi kepada Agra, 21, salah satu tukang gorengan di pinggir Jalan Juanda.
Bukannya cepat melayani, Agra justru melongo. Tapi, tak lama. Dia lalu memilah-milah sejumlah tempe di antara tumpukan tahu, pisang, bakwan dan lainnya. Situasi makin riuh karena banyak warga berebut ingin berada dekat dengan Jokowi.
Di tengah riuh, tiba-tiba seorang pria paruh baya nyeletuk...."Pak Joko, kita mau gorengan juga!" Dan, tanpa berpikir dua kali, bekas Wali Kota Solo itu menyorongkan satu kantong berisi gorengan. "Ini...bagi-bagi," timpal Jokowi.
Tak lupa, Jokowi juga membagikan panganan pembatal puasa itu kepada awak media. Selepas itu, Jokowi dan rombongan kembali ngacir, tujuannya salah satu pondok pesantren di Karawang. Di sana ia telah ditunggu sekitar 100 ribu pendukungnya.
Sepeninggal Jokowi, Agra masih terperanga.
"Tadi beli gorengan 100 ribu. Ya nggak nyangka sama sekali kalau itu Pak Jokowi. Datang-datang langsung bilang 'pak beli gorengan' gitu saja. Saya pikir orang biasa. Taunya pak jokowi," kata Agra saat ditemui wartawan di lokasi.
Agra menambahkan, sampai saat kepergian Jokowi-pun masih meninggalkan rasa kaget. Dan pria berusia 21 tahun ini mengatakan akan memilihnya sebagai presiden saat pemungutan suara 9 Juli mendatang.
"Ya gimana ya. Saya masih kaget. Saya nyoblos dialah," kata Arga.  [metrotvnews,merdeka]

1 komentar:

  1. Pejabat yg mana lagi yg mau beli gorengan di jalan? Paling mereka gak mau dg alasannya banyak debulah, minyak gorengnya jeleklah, kolesterollah, bungkus dr kertas bekas kotorlah. Pokoknya macam2 alasan yg sulit menyatu dg rakyat jelata bagai air dan minyak. Gue sbg orang kerja lapangan juga mau makan seketemunya di jalan bahkan hrs rela pake gelas barengan dg teman2 dan makan pake tangan yg dibilas air minum tanpa sabun. Demi kebersamaan / silaturahmi gue percaya hanya Allahlah yg beri kesehatan buat gue.

    BalasHapus