Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo
menegaskan partainya tetap netral, meski memberikan dukungan pada
pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta.
Ia mengibaratkan Partai Demokrat hanya ‘kawin siri’ dan keberanian melakukannya karena tak mengincar jabatan.
“Kita
nggak takut ditinggalin, kita memang kawin siri tapi nggak minta
jabatan. Prabowo ketemu saya nggak pernah mengajak saya ngomong soal
jabatan,” kata Pramono di Jakarta, Jumat (04/07/2014).
Selain itu,
mantan KSAD TNI tersebut mengatakan dirinya juga mendukung
Prabowo-Hatta secara pribadi. Bahkan, pendukungnya pun ikut ke membantu
kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 1.
“Saya sejak 1
juni sudah menyatakan dukung Prabowo-Hatta. Saat dengar visi-misi saata
Hotel Sahid. Konstituen saya pas konvensi juga dukung saya ke
Prabowo-Hatta,” ujarnya.
Selain itu, adik ipar SBY itu menegaskan
partai belum akan memikirkan sanksi terkait kader-kader mbalelo. Namun,
ia menilai sanksi tak akan ada, berkaca pada pernyataan SBY yang
membiarkan kadernya memilih capres pilihannya.
“Tidak koalisi,
jangan golput. Saat ini sanksi tidak ada. Diberikan kebebasan untuk
memilih. Saya jamin tidak ada perpecahan. Kita tidak koalisi silakan
mengarahkan suaranya. Pada saat Rapim, keputusan SBY itu netral dan
menyerahkan. Artinya sudah bebas,” tutur Pramono.
Selain itu,
Pramono bersikap sportif. Bila Jokowi-JK yang menang maka Partai
Demokrat juga akan bersikap sportif. Program pro rakyat akan dikawal,
tapi bila ada janji Jokowi yang tak ditepat, maka Partai berlambang
bintang mercy itu akan merongrongnya.
“Menghalangi tanpa alasan
tidak boleh. Demokrat tak akan lakukan seperti yang dilakukan orang
lain. Dulu nyatakan tidak, sekarang mikir. Kalau balas-balasan tak akan
pernah jadi Indonesia. Kalau tak sesuai janji, kita keras,” pungkasnya. [lensaindonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar