Sejumlah lembaga survei telah mengkonfirmasi anjloknya elektabilitas pasangan
Jokowi-JK, meskipun setelah debat capres tahap pertama banyak yang mengatakan bahwa Jokowi menang telak pada acara tersebut tetapi kemenangan pada debat justru menurunkan elektabilitas Jokowi-JK. Banyak kalangan menggangap penampilan Jokowi akhir-akhir ini bukan Jokowi yang dulu lagi, bukan Jokowi yang penuh sopan santun, bukan Jokowi yang rendah hati, bukan pula Jokowi yang mau sungkem-sungkeman lagi seperti ketika menghormati Bibit Waluyo, SBY, JK dan Megawati (mungkinkah Jokowi malu menjadi presiden yang masih mempertahankan budaya sungkem?).
Belum diketahui secara pasti mengapa akhir-akhir ini Jokowi memerankan diri sebagai amtenar, bukan Jokowi yang "Rapopo" tapi justru jadi Jokowi yang "Opo-opo".
Di lain pihak, para punggawa PDIP dan koalisinya justru kian garang menyerang lawan tanpa mau mengadakan koreksi diri sebelum 9 Juli 2014 tiba.
Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait
mengatakan, penurunan elektabilitas Jokowi-JK kali ini akan kembali
terdongkrak naik dengan beberapa strategi baru.
"Kalau
elektabilitasnya cenderung turun, maka harus berhati-hati. Kami
menghargai optimisme kubu Prabowo-Hatta tapi kan itu hanya unggul
sedikit. Dalam waktu dekat, kami akan menggenjot performa mesin partai
di daerah," kata Maruarar, di Morrissey Hotel, Menteng, Jakarta Selatan,
Minggu (15/6/2014).
Menurut dia, agar elektabilitas Jokowi-JK naik
lagi maka hal yang bisa dilakukan dengan mengoptimalkan kampanye dan
menggabungkan gaya khas Jokowi-JK dalam memaparkan fakta keberhasilan
dia dan visi misi yang akan diusung nanti.
Terlebih lagi, Jokowi
selama ini terbukti telah dipercaya rakyat untuk menjadi wali kota Solo
dan Gubernur DKI Jakarta. Berkaca pada dua pencapaian di dua wilayah
itu, dia menyebut, Jokowi lebih unggul dan berpengalaman menjalankan
roda pemerintahan bila dibanding Prabowo Subianto.
"Prabowo itu
bisa apa di pemerintah? Kalau Jokowi jelas sudah teruji tidak melakukan
kekerasan terhadap pendemo. Pernah nggak lihat Jokowi melakukan
kekerasan terhadap pendemo," sindir Maruarar.
Berpasangan dengan
JK, dia menilai, masa kepemimpinan Jokowi bisa kompak melakukan berbagai
terobosan-terobosan yang positif. Apalagi, Jokowi dikenal pemimpin yang
antikorupsi.
Maruarar juga menyampaikan, kinerja Jokowi selama
ini terbukti dipercaya masyarakat karena sudah bisa menjalankan roda
pemerintahan dengan baik. Jokowi, juga menjadi orang pertama yang mampu
memimpin dua kota.
"Sudah jelaslah track-record Jokowi di Solo.
Di Jakarta dia juga terbilang sukses karena tidak gampang mengatur
PKL-PKL di sini. Saya rasa, kalau dia tidak bisa menangani ekonomi di
Jakarta maka peluang dia menang di pilpres akan berat. Jakarta ini kan
pusatnya ekonomi Indonesia," katanya.
Pada debat capres nanti,
dia mengaku Jokowi-JK akan memaparkan visi misinya termasuk bagaimana
Indonesia mampu menguasai pasar ASEAN. "Persiapan khususnya pasti ada.
Dia akan paparkan visi misinya termasuk Revolusi Mental," katanya. [mmt]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar