Debat capres edisi kedua akan membahas ekonomi dan kesejahteraan
sosial. Capres Jokowi dan Capres Prabowo sebelumnya menjanjikan adanya
kemandirian ekonomi Indonesia jika terpilih pada Pilpres 2014.
Pengamat
Politik UI Ari Junaedi menyatakan Prabowo akan menghadapi dilema ketika
menyampaikan visi ekonomi Indonesia menjadi macan Asia.
Prabowo
terpaksa harus toleran terhadap kepentingan banyak partai pendukung.
"Dulu
Prabowo sering mengkritik kebijakan ekonomi SBY yang dianggapnya sangat
berpihak pada neolib. Tetapi begitu koalisi dengan banyak partai,
Prabowo akhirnya jadi toleran dengan banyak kepentingan partai
pendukungnya," kata Ari Junaedi kepada merdeka.com di Jakarta, Minggu
(15/6/2014).
Tak berbeda dengan Prabowo, menurutnya, sosok Jokowi yang
digadang-gadang mampu mengangkat ekonomi kerakyatan pun dipandang tak
mampu kritis terhadap konsep ekonomi rezim SBY. Hal itu karena keduanya
sama-sama menggandeng arsitek perekonomian dari pemerintahan sebelumnya.
"Prabowo
tak akan mampu mengkritik SBY jika arsitek perekonomiannya Hatta
Rajasa. Jokowi pun sama, cawapresnya yang seorang pengusaha tulen pernah
menjadi bagian rezim SBY, menjadi wakil Presiden SBY di periode
2004-2009," terang dia.
Disamping itu, dia menilai debat akan
berisi adu gagasan dari Jokowi yang kuat diimplementasi dan Prabowo yang
kuat di tataran teori. Keduanya ibarat dosen yang berlatar belakang
praktisi dengan seorang akdemisi yang berbeda cara penyampaian.
"Seperti
debat sesi pertama, Jokowi akan sangat fasih menjelaskan
program-program ekonomi kerakyatannya karena sudah dipraktikkan tapi
Prabowo akan terjebak pada narasi-narasi besar dan lemah
diimplementasi," tuturnya.
"Ibarat dua dosen yang menerangkan di
kelas, ada dosen yang berlatar belakang praktisi yang menerangkan mata
kuliah dengan contoh-contoh konkret, dan ada dosen yang lain yang akan
mengurai mata kuliah dengan seabrek-abrek teori tapi gagap di lapangan,"
tambahnya.
Pengamat Ekonomi Yanuar Rizki menilai, debat capres
tersebut akan menonjolkan sisi dari dua kubu oposisi pada masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Meski cawapres
keduanya merupakan mantan pejabat tinggi negara semasa kepemimpinan SBY,
Yanuar menilai hal tersebut justru menambah referensi seputar
permasalahan ekonomi yang harus menjadi perhatian kedua capres.
"Saya
melihat secara keseluruhan, Pilpres ini adalah pertarungan dua oposisi,
ini tidak menghadirkan pemerintahan lama. Hadirnya Hatta tidak
berpengaruh terhadap konsep ekonomi yang sudah dirancang. Hatta dan JK
sebagai balancing, ada beberapa kebijakan yang diteruskan," kata Yanuar
kepada merdeka.com, Sabtu (14/6/2014).
Yanuar melihat, salah satu
kebijakan ekonomi yang akan dilanjutkan oleh pasangan Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa adalah program Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
"MP3EI itu yang akan
diteruskan walaupun namaya bukan MP3EI, tapi caranya berbeda dengan SBY.
Kalau SBY lebih kepada manajemen pemerintahan, Prabowo itu inovasi
fiskal. Itu perbedaannya, itu adalah strategi," kata Yanuar.
Sementara
untuk Jokowi, menurut Yanuar, akan melanjutkan kebijakan fiskal dan
moneter melaui strategi bauran kebijakan. Selain itu, untuk melaksanakan
kebijakan ekonominya, Jokowi akan menggunakan strategi insentif dan
disinsentif kepada kepala daerah. Strategi ini, menurut Yanuar, akan
efektif dari sisi ekonomi namun dari sisi kelembagaan akan berisiko
mengingat pemerintahan pusat perlu mendapat dukungan pemerintahan
daerah.
"Jokowi koordinasi dengan kepala daerah, memberlakukan
insentif dan disinsentif kepada kepala daerah. Secara ekonomi betul tapi
secara kelembagaan itu perlu mendapat support dari kepala daerah.
Jokowi membutuhkan daya dukung dan respek dari kepala daerah," tutup
Yanuar. [did/merdeka]
Diantara dua calon ini,,,memeng dua-duanya baik dan berkualitas,,,,namun jika dibandingkan secara keseluruhan ...ini menurut pendapat saya pribadi Jokowi memiliki kelebihan dan lebih baik jika dibandingkan rivalnya......mungkin nanti untuk membuktikan bahwa Jokowi lebih baik adalah pada tanggal 9 Juli 2014 nanti pas pemilu presiden tiba,,,,
BalasHapus