Kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla semakin lantang meminta kepolisian memproses pembuat dan pengedar Tabloid Obor Rakyat yang dianggap sebagai bentuk kampanye hitam terhadap capres usungan PDIP, Hanura, NasDem dan PKB itu. Terlebih lagi, Dewan Pers sudah menyatakan Obor Rakyat bukan produk jurnalistik.
Menurut anggota Tim Advokasi Jokowi-JK, Trimedya Panjaitan, pihaknya akan melaporkan pembuat Obor Rakyat ke kepolisian, besok (16/6/2014).
Dewan Pers sudah menyebut itu (Obor Rakyat, red) bukan karya jurnalistik. Berarti itu selebaran gelap. Ini wilayahnya polisi, kata Trimedya di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Menurut Trimedya, tak tertutup kemungkinan ada orang kuat di balik pembuatan Obor Rakyat. Terlebih, Setyardi Boediono yang megaku sebagai pemimpin redaksi di Obor Rakyat merupakan asisten bagi staf khusus kepresidenan.
Selain itu, lanjut Trimedya, mencetak Obor Rakyat hingga sejuta eksemplar tentu butuh dana besar. Media besar saja tidak ada yang mencetak sebanyak itu dan penyebarannya hanya di daerah-daerah di Pulau Jawa yang diprediksi menjadi kantong-kantong suara Jokowi, kata Trimedya.
Anggota Komisi Hukum DPR itu juga menunjukkan kejanggalan lain terkait sosok Setyardi. Sebagai asisten staf khusus kepresidenan, Setyardi ternyata mengambil cuti meski bukan anggota tim sukses salah satu pasangan calon presiden.
Untuk seseorang yang tak tercatat sebagai tim suksescapres-cawapres, dia (Setyardi) mengambil cuti. Lalu untuk apa? Biarlah polisi yang mengungkap, kalau memang ada aktor intelektualnya. Bisa jadi nama Velix(Velix Wanggai, staf khusus presiden bidang pemerintahan dalam negeri, red) cuma dijual-jual Setyardi, kita kan tak tahu. Biarlah aparat penegak hukum yang mengusutnya, papar Trimedya.
Meski demikian politisi PDIP itu berharap Polri serius mengungkap pelaku-pelaku dan motif di balik pembuatan Obor Rakyat. Mudah-mudahan Pak Kapolri tak terbebani dalam proses hukumnya hanyakarena ada kekuatan yang ada di belakang penyebar itu. Kasus ini sudahterang benderang, pungkasnya. [ara/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar