Minggu, 15 Juni 2014

Blusukan, Modal Jokowi Kenali Masalah Ekonomi Rakyat

Sosok Jokowi yang identik sebagai 'pemimpin yang merakyat' bukanlah julukan semata. Pria kelahiran Solo 52 tahun yang lalu ini memang kerap terlihat dengan gaya pendekatannya yang khas, blusukan.
Aksi blusukan itu bukan karena cari perhatian semata. Melainkan guna melihat dan mengetahui secara langsung apa permasalahan yang dihadapi masyarakat di lapisan bawah.
Blusukan dinilainya juga ampuh untuk membantunya dalam mencari solusi bagi masalah perekonomian masyarakat. Meski lulus dari Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan, Jokowi sudah mengecap dunia bisnis sejak muda.
Setelah lulus pada 1985, Jokowi muda bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Karena merasa tidak betah, Jokowi pun mulai berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik sang paman, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati.
Pada 1988, barulah ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga naik-turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar.
Saat memimpin Kota Surakarta, sektor ekonomi tidak luput dari perhatian bapak empat anak ini. Diawali dengan brand, Solo: The Spirit of Java, Jokowi mulai membenahi beberapa hal.
Gebrakan paling menonjol adalah proses relokasi pedagang barang bekas yang biasanya selalu diwarnai dengan penolakan dan protes. Tetapi itu bisa Jokowi hindari berkat berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Langkah besar lainnya adalah menetapkan persyaratan bagi calon investor untuk memperhatikan kepentingan publik dan tidak segan untuk menolak mereka jika tidak bisa mengikuti peraturan itu.
Begitupun kala didaulat memimpin Ibu Kota negara, Jakarta. Selain pastinya kemacetan, Jokowi memfokuskan kinerjanya dalam membenahi berbagai sektor ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang masih menjadi kendala. Salah satunya memperbaiki pendidikan dan kesehatan dengan Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar.
Kartu Jakarta Sehat sebenarnya adalah program asuransi yang dibayarkan oleh pemprov sehingga memungkinkan masyarakat DKI Jakarta mendapat pelayanan paling dasar tanpa harus mengeluarkan uang banyak. Sedangkan Kartu Jakarta Pintar adalah program terseleksi bagi murid yang tidak mampu agar mampu membeli peralatan dan kebutuhan pendidikan.
Di dalam dokumen yang diberikan kepada Komisi Pemilihan Umum, visi misi Jokowi-Jusuf Kalla diberi judul Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian. Visi misi tersebut dimulai dengan memaparkan tiga masalah utama bangsa, yaitu merosotnya kewibawaan negara, melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.
Jokowi juga pernah menyatakan kebijakan ekonomi Indonesia perlu difokuskan pada dua sektor, yaitu pertanian dan energi.  [Jri/metrotvnews]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar