Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny
Sri Hartati mengatakan, janji ekonomi dua calon wakil presiden Jusuf
Kalla dan Hatta Radjasa sudah sejak lama didengungkan. Janji-janji itu
keluar ketika JK menjadi wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(2004-2009) dan Hatta menjadi Menteri Koordinator Perekonomian
(2009-2014).
"Kenapa nggak dari kemarin-kemarin janji mereka itu dilakukan?" kata Enny saat dihubungi, Minggu (15/6/2014).
Menurut Enny, saat menjadi wakil SBY, JK memang berhasil dalam program
konversi minyak tanah ke LPG. Namun, kata Enny, JK gagal dalam konversi
BBM ke gas. JK juga dinilai gagal mewujudkan program konvektivitas
Jawa-luar Jawa yang kini dia programkan. "Nggak ada gebrakan yang dia
suarakan," kata Enny.
Sementara Hatta, kata Enny, selama empat
tahun lebih menjabat Menteri Koordinator Perekonomian tak pernah
mengeluarkan kebijakan adanya simulasi fiskal di sektor riil. Dampaknya,
kata Enny, struktur ekonomi riil Indonesia yang seharusnya dikembangkan
malah tak tergarap. "Mungkin Hatta akan bilang dia cuma menteri
koordinator. Gak bisa. Pemerintahan itu tim," kata Enny.
Menurut Enny, selama 10 tahun terakhir ketika JK menjadi wakil presiden
dan Hatta menjadi Menko Perekonomian, struktur ekonomi lebih ke arah
aristokratis. Sehingga, kata Enny, ekonomi memang tumbuh tetapi tak
digubris sektor apa saja yang tumbuh. "Apakah yang tumbuh itu hanya
konsumsi, nggak peduli. Yang penting sudah masuk G-20 sudah bangga,"
kata Enny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar