Konfidensi kubu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla meninggi pasca-debat kedua bagi calon presiden (capres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minggu (15/6/2014) malam.
Kubu capres yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu mengklaim menang secara keseluruhan atau lima babak dalam debat yang disiarkan langsung oleh sejumlah televisi swasta tersebut.
Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto mengatakan, Prabowo Subianto ibarat kebobolan lima gol dalam debat itu. Menurut Hasto, ketidakpahaman Prabowo tentang istilah tim pengendalian inflasi daerah (TPID) menjadi kunci penting bagi Jokowi dalam memenangi debat bertema pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial tadi malam.
Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, pertanyaan Jokowi ke Prabowo tentang tim pengendalian inflasi daerah (TPID) menjadi kunci kemenangan dalam debat itu. Sebab, kata Hasto, Prabowo yang disebut-sebut menguasai persoalan ekonomi ternyata tidak tahu singkatan TPID. “Pertanyaan TPID itu apa yang ditanyakan Pak Prabowo menjadi gol pertama bagi Jokowi,” kata Hasto di Jakarta, Senin (16/6) dini hari.
Hasto melanjutkan, gol kedua bagi Jokowi adalah ketika Prabowo justru mengaku tak percaya dengan penasihatnya saat debat. Secara moril, kata Hasto, pernyataan Prabowo itu justru menguntungkan kubu Jokowi. “Ketika Pak Prabowo bilang tidak percaya dengan tim penasihatnya, itu gol kedua,” sambung Hasto.
Wakil Sekjen PDIP itu menambahkan, pernyataan Prabowo yang mengaku bukan politisi profesional ibarat menjadi gol ketiga bagi Jokowi. Sedangkan gol keempat adalah ketika Prabowo mengaku mendukung ide Jokowi tentang ekonomi kreatif untuk pekerja seni, IT, kuliner dan animasi.
“Gol kelimanya ketika Pak Prabowo mengakui ide Jokowi yang harus didukung dan lantas mendekat untuk bersalaman. Itu tanda menyerah,” ucap Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, dalam debat itu Prabowo justru terjebak pada angka-angka pengadaan dana untuk pembiayaan program. Menurut Hasto, solusi yang ditawarkan Prabowo dengan menutup kebocoran keuangan negara termasuk dari hasil pertambangan untuk menutup biaya kesejahteraan rakyat justru blunder bagi kubu capres yang diusung Koalisi Merah Putih itu.
Hasto menilai solusi yang ditawarkan Prabowo itu justru memukul diri sendiri karena tudingan tentang kebocoran keuangan negara berarti mengarah pada Hatta Rajasa yang notabene menjadi pendamping Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu di pemilu presiden (pilpres). Pasalnya, jika merujuk pada jawaban Prabowo maka kebocoran anggaran negara banyak terjadi justru ketika Hatta ada di pemerintahan.
“Kebocoran terjadi di bawah otoritas menko perekonomiam yang selama 4,5 tahun dipegang Hatta. Nah sekarang Hatta jadi cawapres Pak Prabowo,” ucap Hasto.
Ditutup dengan Salam Dua Jari
Pada Akhir acara Debat Pilpres ke-2, kedua capres diminta untuk menutup debat dengan memberikan pernyataan tertutup selama tiga menit.
Prabowo diminta terlebih dahulu memberikan pernyataan tertutup. Dilanjutkan dengan Jokowi sebagai penutup. Dalam pernyataan tertutupnya ia menegaskan bahwa ia hanya tunduk pada konstitusi.
"Kami yakin ke depan terwujud sebuah ekonomi lebih baik. Kami ingin bekerja sekuat tenaga siang malam untuk mengabdi pada rakyat," buka Jokowi dalam pernyataan tertutupnya.
"Kita sering bertemu rakyat di Aceh, Papua, Sangihe, sampai Rote yang menggugah saya untuk mengabdikan diri kepada jutaan rakyat Indonesia," tambah Gubernur Jakarta non-aktif ini.
Mantan Wali Kota Solo ini melanjutkan pernyataan tertutupnya dengan mengatakan, "Saya Jokowi lahir di sini, besar di sini, dididik di sini. Dan saya tegaskan saya dan JK siap memimpin Indonesia," ungkapnya.
Ia kemudian menutup keseluruhan debat dengan melakukan salam dua jari, yang merupakan nomor urutnya dalam pemilihan presiden pada 9 Juli 2014 mendatang.
"Saya tegaskan saya hanya tunduk pada konstitusi, hanya tunduk pada kehendak Rakyat Indonesia. Salam dua jari," pungkas Jokowi menutup perhelatan debat capres yang dimoderatori oleh Ahmad Erani Yustika ini.
[tribun,jpnn,Metro TV]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar