Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Pangi
Syarwi Chaniago mengatakan calon presiden dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi)
terlihat telmi, tidak percaya diri dalam debat capres dengan tema pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan sosial di Hotel Grand Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Ia menuturkan dalam debat tersebut Jokowi menjawab
pertanyaan-pertanyaan (moderator) banyak yang tidak berkaitan.
"Pertanyaannya apa, jawabannya apa, lain yang ditanya lain jawabannya,"
katanya.
Pangi mencontohkan saat moderator memberikan pertanyaan kepada
Jokowi, bagaimana menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan.
Jokowi malah berbicara mengenai Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu
Jakarta Pintar (KJP).
"Relatif tidak nyambung jawabannya. Jokowi seolah-olah meremehkan persoalan ekonomi," katanya.
Menurutnya, persoalan Kartu Jakarta Sehat sudah ada (dipegang) BPJS.
Seharusnya, Jokowi tidak usah berbicara mengenai KJS karena itu sudah
usang. Sehingga, cukup memperbaiki sistem BPJS yang sudah memiliki
sistem sendiri. "Jokowi terkesan hobi buat kartu ini dan kartu itu
jadinya," katanya.
Ia menuturkan publik membaca Jokowi tidak tulus dengan terus
membicarakan KJS dan KJP dan selalu membanggakan program kartu tersebut.
Publik menangkap, Jokowi masih berfikir pencitraan terus.
Karena, (selama ini) pelayanan KJS banyak bermasalah di Jakarta.
Bahkan, sekarang program tersebut sudah macet alias tidak berjalan lagi.
Pangi menambahkan terdapat pertanyaan-pertanyaan moderator yang tidak
dijawab oleh Jokowi. "Sebaiknya Jokowi mencatat pertanyaan moderator
sehingga tidak terjadi kejadian seperti debat tadi malam," ungkapnya.
Disisi lain, calon presiden dari partai Gerindra, Prabowo Subianto
mengatakan berhasil mengambil empati dokter dan perawat. Karena untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan maka gaji dokter dinaikkan. "Suara
dokter dan perawat tergolong besar," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar