Rabu, 11 Juni 2014

Jokowi Berkisah Soal Rumahnya yang Digusur

Calon Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi membuka orasi politiknya dengan mengisahkan pengalaman hidupnya sewaktu masih kecil di bantaran Sungai lagi kumuh, di Solo.
Menurut Jokowi, dirinya dilahirkan dari kedua orang tua yang kurang mampu.
Jokowi mengingat betul kala usianya beranjak empat tahun, dirinya sangat merasakan penderitaan dan sakitnya saat rumahnya digusur dan tanpa mendapat ganti rugi.
"Itu saya ingat betul sampai sekarang betapa sulitnya kita hidup kalau kita berada pada posisi yang tidak mampu," kenang Jokowi di hadapan ratusan relawan dan warga pendukung nya di Lapangan Tegalega, Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/6/2014) petang.
Jokowi pun bertanya kepada para pendukungnya, "Apakah kalau kita punya pemimpin yang satu berasal dari keluarga yang berpunya. Dan yang satunya lagi pemimpin itu berasal dari rakyat. Siapa yang bisa merasakan kehidupan rakyat?"
Para simpatisan Jokowi berujar. "Rakyat. Itu pak Jokowi."
Karena dasar itulah, jelas Jokowi, dia selalu pergi ke bantaran sungai, ke pasar tradisional, ke kampung-kampung.
"Karena saya ingin selalu mendengar apa yang menjadi keluhan rakyat. Saya ingin mendengar apa yang menjadi keinginan rakyat. Hal itu alasannya, bukan yang lain," tandas Jokowi.
Menurut Jokowi, saat dirinya mengunjungi kampung-kampung, banyak rakyat yang menyampaikan keluhannya baik terkait kesulitan menyekolahkan anak-anaknya. Pun demikian, keluhan kesulitan mendapat pelayanan kesehatan untuk berobat kala sakit.
Karena itu, tegas Jokowi, nanti kalau dirinya diberi amanah, masyarakat yang tidak mampu akan dibiayai negara untuk menyekolahkan anaknya, dengan program "Kartu Indonesia Pintar". Dan "Kartu Indonesia Sehat" untuk masyarakat tidak mampu agar mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar