Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana mengurangi penggunaan bahan pangan impor. Dia pun bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memenuhi kebutuhan beras dan ikan tuna.
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, pun menyambut baik keinginan Jokowi. Dia pun bersedia memberikan pinjaman beras dan ikan kepada Jokowi jika Pemprov DKI tidak memiliki uang.
Ini mengingat Sulsel memiliki kelebihan stok 2,6 juta ton beras dan 52 ribu ton ikan tuna.
"Kalau Pak Jokowi tidak punya uang, saya kasih pinjam dulu. Tidak apa-apa utang demi bangsa, yang penting jangan korupsi," ujar Syahrul dalam sambutannya di Terminal Peti Kemas, Pelabuhan, Makassar, Minggu (10/5/2014).
Jokowi menyambut gembira niat baik dari Sulawesi Selatan itu lantaran kebutuhan beras di Jakarta mencapai 2.700 ton per tahun. Dia mengatakan stok kebutuhan pokok berupa beras, ikan dan daging mulai menipis.
"Jangan sampai ada permintaan besar dalam negeri tapi diisi impor," imbuhnya.
Kerja sama ini, kata Jokowi, untuk mengurangi impor bahan baku dari luar sebab Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah.
"Asal antarpulau ada kerja sama ekonomi untuk danging, ikan dan beras. Jadi untuk apa DKI masih impor," celetuknya.
Untuk diketahui, ada tiga komoditi pangan yang dikirim oleh Sulsel hari ini, di antaranya tujuh kontainer yang berisi 168 ton beras seharga Rp1,3 miliar dari PT Pelita Agro Mustika Karya, 3 kontainer berisi 72 ton ikan senilai Rp400 juta dari PT Rahayu, serta satu kontainer daging sapi. Ketiganya akan didistribusikan melalui PT Food Station Cipinang Jaya dan PD Pasar Jaya. Keduanya adalah perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta. [Bob/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar