Bursa calon wakil presiden PDI Perjuangan dinilai belum mengerucut ke satu nama. Menurut Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi, penyebutan nama tokoh yang seolah pasti bakal dipilih menjadi pendamping Jokowi hanya intermezzo sambil menunggu keputusan resmi. “Penentuan cawapres Jokowi di injury time,” katanya via pesan pendek pada Minggu (11/5/2014).
Ia mengatakan, tokoh yang terpilih bisa saja berubah di menit-menit akhir sehingga bukan bekas Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla atau Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Calon akan diputuskan dekat dengan batas akhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum. Berdasarkan jadwal, pendaftaran dibuka pada 18 Mei sampai 20 Mei 2014.
Budi menjelaskan, pernyataan Jokowi yang terbaru menegaskan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi masih menimbang sejumlah nama. Publik pun mesti memahami bahwa kandidat bukan cuma Jusuf Kalla dan Abraham Samad.
Di Makassar pada Sabtu malam lalu, Jokowi, nama sapaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mengatakan calon wakil presiden bisa saja figur lain yang bukan Kalla atau Abraham.
Padahal sebelumnya, mantan Waki Kota Surakarta ini mengatakan bakal pendampingnya asal luar Pulau Jawa. Setelah itu, ia memberi sinyal seolah calon yang diseleksi tinggal Kalla dan Abraham. Menurut aktivis mahasiswa 1998 ini, yang tak berubah adalah kriteria yang pernah disampaikan Jokowi bahwa penentuan calon wakil presiden tak mengutamakan elektabilitas. Jokowi pun menekankan calon pendampingnya harus bisa melengkapi dirinya. “Karena Jokowi muda, cawapresnya harus muda juga. Profesional baik berlatar belakang sipil maupun militer patut dipertimbangkan,” kata Budi. [Jobpie Sugiharto/tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar