Wakil Presiden periode 2004-2009, Jusuf Kalla (JK) disebut sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden yang bakal mendampingi calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi.
Namun dosen dari Universitas Paramadina Herdi Sahrasad menyatakan, apabila berpasangan maka JK akan mempersulit Jokowi dengan gagasan revolusi mental.
"Tidak kompatibel, akan ada gesekan," kata Herdi dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (11/5/2014).
Herdi menjelaskan, usia yang terlampau jauh antara JK dengan Jokowi juga akan mempersulit Gubernur DKI Jakarta itu untuk melangkah. Karena itu, ia menyarankan agar JK menjadi negarawan saja. "Lebih baik jadi negarawan," ucapnya.
Sementara itu, peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Gede Sandra menyatakan, JK memiliki indeks kedaulatan + paling rendah untuk menjadi calon wakil presiden dibanding Rizal Ramli, Abraham Samad, dan Ryamizard Ryacudu.
Gede menyatakan, Rizal Ramli merupakan tokoh yang mendapatkan nilai indeks kedaulatan yang tertinggi dengan angka 88. Sedangkan Ryamizard memiliki indeks kedaulatan sebesar 67, Abraham Samad sebesar 63, dan JK sebesar 50.
"Adapun parameter dalam penilaiannya adalah visi dan bukti Trisakti, rekam jejak KKN, kepemimpinan, pluralisme, jaringan internasional, luas konstituen, dan keberpihakan kepada rakyat," ujar Gede.
Menurut Gede, JK sangat sulit apabila ingin mewujudkan perjuangan Trisakti Soekarno yakni berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, dan berkepribadian dalam budaya. "Pak JK kebijakannya bertentangan dengan Soekarno," tandasnya. [gil/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar