Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meyakini koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal efektif untuk memenangkan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014.
Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar
mengatakan, keyakinan itu berdasarkan fakta kedua partai sama-sama
memiliki basis massa riil. PKB memiliki basis massa Nahdliyin (NU) dan PDIP memiliki kaum marhaen.
Kedua basis massa tersebut secara struktur sosial mendominasi kalangan masyarakat, khususnya di pulau Jawa.
"Meski
mendominasi secara kuantitas, namun keduanya sama-sama termarjinal
dalam struktur perekonomian," katanya di ruang VIP Bandara Internasional
Juanda Surabaya, Sabtu (10/5/2014) malam.
Dua kekuatan massa
inilah, kata politisi yang akrab dipanggil Cak Imin itu, yang akan
diefektifkan untuk memenangkan pencapresan Joko Widodo (Jokowi).
"Prinsipnya atas sesama keinginan membangun bangsa dan negara," tambah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.
Karena
itu, koalisi kedua parpol tersebut mengincar kemenangan besar di
kantong massa Marhaen dan Nahdiyin di empat provinsi di Pulau Jawa,
yakni Jatim, Jabar, Jateng, dan DI Yogyakarta.
PKB secara pasti
sudah menentukan arah koalisi dalam Pilpres, setelah menggelar rapat
pleno dengan dewan Syuro PKB di kediaman Ketua Dewan Syuro PKB KH Abdul
Aziz Manshur, di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyi'in Pacul Gowang,
Jombang, Sabtu (10/5/2014) siang.
Dengan bergabungnya PKB, maka
koalisi partai pendukung Jokowi bertambah kuat. Sebelumnya, Partai
Nasdem telah menyatakan dukungannya terhadap pencalonan Jokowi sebagai
capres.
Perolehan suara ketiga partai telah melebihi ambang batas
pengajuan capres/cawapres yang ditetapkan Undang-undang Nomor 42/2008
tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, yakni sebesar 25 persen
suara sah atau 20 persen jumlah kursi di DPR. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar