Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago meminta calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, santai menghadapi serangan negatif di dunia maya sebagai tanggapan tulisan Revolusi Mental. Tulisan Jokowi, sapaan Joko Widodo, itu dikritik oleh sejumlah pengguna media sosial Twitter karena dianggap bukan murni buah karya Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Jokowi memang bukan penulis, tapi bukan berarti dia tak punya ide dan gagasan," kata Andrinof saat dihubungi Tempo Minggu (11/5/2014).
Andrinof yakin tulisan Revolusi Mental bukan ditulis langsung oleh Jokowi. Namun ide tulisan murni pemikiran mantan Wali Kota Surakarta tersebut. Alasannya, jauh-jauh hari Jokowi sudah sering berbicara di depan seminar atau kampanye tentang Revolusi Mental.
Menurut dia, cara yang dilakukan Jokowi tersebut tak melanggar etika sebuah karya tulisan. Sehingga berbeda dengan 'membeli' tulisan berdasar ide orang lain atau plagiarisme. "Sebagai contoh kita kirim tulisan ke sebuah media berita, lalu diedit berdasar keputusan redaksi, jadi tak masalah," kata dia.
Jokowi sebelumnya mengakui timnya lah yang menulis Revolusi Mental di sebuah harian nasional. Namun Jokowi mengklaim ide dan struktur tulisan ia rancang sendiri.
Jokowi mengatakan revolusi mental dibutuhkan dalam situasi bangsa seperti sekarang ini. Menurut dia, revolusi mental dibutuhkan dari negativisme menuju positivisme. Salah satu revolusi mental yang dibutuhkan adalah dalam sistem pendidikan yang harus dimulai dengan pembangunan karakter dan mental. "Kita harus mengubah kurikulum sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas. Pembangunan karakter harus menjadi fokus utama kurikulum pendidikan," katanya. [Indra Wijaya/tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar