Pengumumam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengajukan nama
Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden memantik spekulasi.
Khususnya terkait nama yang akan ditunjuk menjadi calon wakil presiden.
Sejumlah
nama pun santer disebut pantas mendampingi pria yang kini menjadi
Gubernur DKI Jakarta itu menuju Istana. Seperti, Jusuf Kalla, Mahfud Md,
Abraham Samad, Ryamizard Ryacudu, hingga Panglima Tentara Nasional
Indonesia Jenderal Moeldoko.
Peneliti Kemasyarakatan dan
Kebudayaan LIPI Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, semestinya nama
calon wakil presiden dibicarakan setelah pemilihan anggota legislatif.
Saat ini menurut dia yang terpenting bukan menetapkan orang, figur atau
mendikotomi sipil-militer, Jawa-luar Jawa.
Semua partai mestinya
menyadari kemajemukan Indonesia dan tidak selalu membenturkan
perbedaan. Saat ini yang dibutuhkan Indonesia adalah pasangan capres dan
cawapres yang tidak hanya bisa saling kerja sama. Namun juga memiliki
kemampuan memimpin bangsa ini untuk keluar dari kemiskinan,
keterbelakangan dan krisis kebangsaan.
“Sehingga akan lebih
penting menetapkan kriteria cawapres ketimbang menunjuk figur atau
orang,” kata perempuan yang akrab disapa Dhani ini.
Merujuk pengalaman lamanya waktu
mendeklarasikan Jokowi sebagai capres, Dhani memprediksi PDI perjuangan
akan mengumumkan nama cawapres setelah pemilihan anggota legislatif.
Apalagi dia yakin Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tentu
memiliki kalkulasi politik untuk menentukan cawapres.
Menurut
dia seorang cawapres haruslah orang yang bisa bekerjasama memimpin
bangsa ini dengan segala kerumitan problem bangsa ini. “Jadi soal
kriteria tidak jauh berbeda, bahkan dicari pasangan yang saling
melengkapi kekurangan masing-masing dan saling menguatkan,” kata Dhani.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar