Politisi PAN Didik J Rachbini menyatakan tidak mempermasalahkan apabila Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) maju menjadi calon presiden yang diusung PDI Perjuangan. Sebab, pria yang akrab disapa Jokowi itu memiliki popularitas yang tinggi.
"Enggak apa-apa, apalagi Pak Jokowi yang popularitasnya tinggi," kata Didik usai diskusi di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Sabtu (22/3/2014).
Meski demikian, Didik menyampaikan kritik terhadap Jokowi. Kritik itu menyangkut kebijakan yang dikeluarkan Jokowi.
Menurut Didik, banyak hal yang tidak selesai dilakukan Jokowi selama hampir dua tahun kepemimpinannya di DKI Jakarta. Salah satu contohnya adalah soal banyaknya mobil yang masuk ke Jakarta.
"Contohnya, setiap sepuluh tahun atau lebih mobil masuk Jakarta wira-wiri itu naik hampir dua kali lipat, ini kan masalah, harus ada antisipasi kebijakan, antispasinya harus membatasi kendaraan yang ekstrim maupun tidak ekstrim, tapi kebijakan itu harus ada," ujar Didik
Ia mencontohkan kebijakan membatasi kendaraan yang ekstrem seperti yang dilakukan di Singapura. Di sana, kata Didik, apabila seseorang mempunyai mobil baru maka mobil lamanya dihancurkan.
Selain itu, Didik menjelaskan, Jokowi seharusnya sedari awal mengambil kebijakan untuk macet. Karena masalah kemacetan menjadi salah satu hal yang diminta masyarakat untuk diatasi.
Jokowi, lanjut Didik, seharusnya bisa mengeluarkan kebijakan jangka pendek di awal-awal kepemimpinannya. Misalnya dengan membangun jembatan layang.
"Jadi Jokowi itu untuk nyapres enggak apa-apa, bagus didorong, tapi harus boleh dikritik. Kritiknya kapasitas itu. Jadi beda antara kapasitas dengan popularitas. Kalau kita hanya popularitas dasarnya maka kita akan apa namanya masalah kebijakan akan tercecer ke belakang," tandasnya.
Sumber :
jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar