"Dengan kekuasaannya, Jokowi menaikan
pajak bumi dan bangunan (PBB) 800 persen, retribusi parkir 300 persen
dan kenaikan pajak reklame 400 persen.
Sementara janjinya saat kampanye tidak satupun yang dia realisasikan," kata Ruhut Sitompul, saat dihubungi wartawan, Sabtu (22/3/2014).
Sementara janjinya saat kampanye tidak satupun yang dia realisasikan," kata Ruhut Sitompul, saat dihubungi wartawan, Sabtu (22/3/2014).
Bahkan lanjut Ruhut, proses yang dia tempuh untuk menaikan pendapatan asli daerah DKI di luar kelaziman.
"Tanpa sosialisasi dan penjelasan resmi
dari gubernur. Tiba-tiba dia eksekusi keputusan itu. Ini indikasi
aslinya Jokowi itu otoriter dan feodal. Kalau dia pemimpin, sebelum
mengeruk duit rakyat, harusnya dibenahi dulu internal organisasi untuk
melayani publik," tegas dia.
Merasa sukses menyemai janji hingga
panen kekuasaan di ibukota Negara, Jokowi ujar Ruhut, tengah berupaya
melakukan hal yang sama tapi dalam skala nasional.
"Dia berharap masyarakat di luar Jakarta
juga terpedaya janjinya seperti yang pernah dialami warga Jakarta yang
tengah frustasi dengan pilihannya memberikan amanat ke Jokowi," tegas
Ruhut.
Dikatakan Ruhut, kritik ini bukan untuk menjatuhkan Jokowi, tapi untuk mendorong Jokowi pro-rakyat secara nyata.
"Saya kritik Jokowi bukan karena benci
apalagi untuk menjatuhkan dia. Kalau semua orang kehilangan akal sehat
dan mendewakan Jokowi, mau jadi apa bangsa dan negara ini?," tanya
Ruhut.Sumber :
jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar