Pendataan dan penyerahan kelengkapan surat untuk memperoleh Kartu
Jakarta Sehat (KJS) bagi warga tidak mampu sudah dimulai sejak akhir
tahun lalu. Namun penyaluran KJS hingga kini masih belum rampung juga.
Padahal puluhan ribu warga miskin sangat membutuhkan dengan segera kartu
pelayanan kesehatan gratis itu untuk berobat.
Belum beresnya
distribusi KJS tak hanya disebabkan banyaknya Kartu Tanda Penduduk (KTP)
palsu atau ganda. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati
mengungkapkan persoalan lain yang menjadi penghambat. "Ada warga yang
sebenarnya mampu tapi bersikeras ingin menikmati fasilitas KJS," kata
Dien kepada detikcom, Jumat (11/10/2013).
Dien mengaku persoalan
banyak warga mampu ini sudah terjadi sejak awal KJS menjadi program
kesehatan untuk orang kecil. Kondisi tersebut mengganggu jalan program
tersebut. “Banyak strata dan masyarakat yang ingin ini-itu membuat
konflik persoalan itu paling banyak ya di DKI,” ujar Dien.
Dia menyebutkan sejauh ini KJS yang sudah tersalurkan sebanyak 2,9 juta
dari target 4,7 juta jiwa warga ibu kota yang berhak menerima.
Sebagai
program yang dicanangkan untuk proyek nasional, Dien menegaskan, KJS
perlu disempurnakan. Selama ini penerapan yang sudah dilakukan di
Jakarta memang perlu dievaluasi dari beberapa hal.
Bagi Dien,
salah satu yang penting adalah kemampuan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) di setiap wilayah bisa menyaring warga yang berhak
memperoleh KJS.
Caranya, dia menjelaskan, berkoordinasi dengan rukun tangga dan rukun
warga masing-masing daerah. Hal ini untuk menghindari warga bandel yang
bisa menyalahgunakan segala cara untuk memperoleh KJS.
Adapun
Kepala Humas Rumah Sakit Budhi Asih, Hamonangan Sirait, menuturkan
masyarakat kurang mampu yang memang berhak mendapatkan KJS namun hingga
kini belum memegang KJS tidak perlu khawatir.
Hamonangan
menjelaskan selama syarat yang dibawa pasien lengkap termasuk surat
rujukan puskesmas, kartu keluarga, dan KTP DKI Jakarta, pihak rumah
sakit tidak akan menolak. Kecuali memang tidak sesuai prosedur dan
faktor lain seperti penuhnya kamar kelas III.
Selama ini, Budhi
Asih belum pernah menolak pasien KJS kalau memang sesuai prosuder.
Namun, Hamonangan juga berharap ada sosialisasi dari Suku Dinas
Kesehatan dan puskesmas di masing-masing daerahnya agar masyarakat juga
paham soal KJS.
“Pernah banyak warga datang ke sini katanya mau
buat KJS. Itu kan harusnya di puskesmas. Nah, yang sepele seperti ini
harus dibenahi juga,” ungkapnya kepada detikcom, Senin (14/10/2013).
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar