Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya mengumumkan nama pemenang
tender pembangunan konstruksi bawah tanah proyek mass rapid transit
(MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Kamis, 2 Mei 2013.
Ada dua konsorsium yang akan membangun tiga segmen jalur kereta dan
stasiun bawah tanah yang membentang dari Bundaran Hotel Indonesia hingga
sekitar Universitas Al-Azhar, Senayan.
Konsorsium
Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi-Wijaya Karya Joint Venture akan
mengerjakan dua segmen jalur bawah tanah, sementara Sumitomo Mitsui
Construction Corporation (SMCC)-Hutama Karya akan mengerjakan satu
segmen. “Dengan begitu proyek sudah direncanakan sejak 24 tahun ini
akhirnya berjalan,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan, Kamis.
Dia
berharap pembangunan segera dilaksanakan oleh kontraktor. “Mau mulai
besok juga boleh, karena argo pinjaman sudah berjalan,” kata Jokowi.
Nama kedua konsorsium pemenang lelang itu sebenarnya sudah diumumkan
kepada peserta lelang pada Kamis pekan lalu. Namun pemenang baru bisa
diumumkan kepada publik setelah melewati masa sanggah selama lima hari.
“Ada dua pertanyaan yang kami terima selama masa sanggah, tetapi
keduanya sudah kami jawab dan sudah selsai,” ujar Direktur Utama PT MRT
Jakarta, Dono Boestami.
Setelah pengumuman ini, PT MRT akan
membuat letter of acceptance untuk para pemenang tender. Proses itu juga
akan tetap diawasi oleh Japan International Cooperation Agency (JICA)
selaku pemberi pinjaman. “JICA akan ikut dalam proses tender sampai
kontraktor menandatangani kontrak secara definitif,” katanya.
Setelah
kontrak rampung, PT MRT akan meminta kontraktor menyelesaikan detailed
engineering design. Setelah itu barulah kontraktor bisa meminta uang
muka untuk memulai pembangunan fisik. “Waktunya tergantung negosiasi
kontrak, tetapi tidak akan lewat dari tahun ini,” ujar Dono.
Pembangunan
tahap 1 di Bundaran HI- Lebak Bulus akan memakan dana sebesar 125
miliar Yen atau sekitar Rp 12,516 triliun. Menurut Dono, tiga paket
pembangunan underground sepanjang 5,9 kilometer membutuhkan dana sekitar
Rp 3,6 triliun.
Sisanya, diperuntukkan bagi pembangunan rel dan stasiun layang
sepanjang 9,8 kilometer serta pengadaan kereta dan sistem operasi MRT.
Menurut Dono, proses tender saat ini masih berjalan karena ada tiga
paket pengerjaan konstruksi layang yang belum diumumkan pemenangnya.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar