Banjir dan macet masih jadi penyakit klasik di Ibu Kota Jakarta. Sistem
drainase yang buruk membuat genangan air mudah muncul dan membuat
kemacetan.
Apa kabar program pembenahan drainase di yang
diimpikan Joko Widodo? Pengamat perkotaan Yayat Supriatna mengatakan
pembenahan drainase di Jakarta belum dilakukan menyeluruh.
"Banyak
fungsi lahan berubah. Harus ada terobosan baru untuk mengatasi masalah
genangan yang semakin parah," kata Yayat Kamis (2/5/2013).
Menurut
dia, pemeliharaan draniase masih buruk. Selain itu drainase yang ada
sudah tidak sesuai dengan perkembangan kota. "Tingkat kesadaran membuang
sampah pada tempatnya juga minim," ujarnya.
Kabid Pengelolaan
Sumber Daya Air Sudin Pekerjaan Umum Fakhrurrazi mengatakan pemeliharaan
drainase dilakukan secara berkala. Sementara sejumlah program terkait
drainase seperti crossing di Casablanca, Jaksel, masih menunggu tender.
"Termasuk untuk pengerukan Kali Cideng untuk menampung air, juga masih tender," katanya terpisah.
Genangan
air dengan ketinggian 20-50 centimeter terjadi di sejumlah ruas jalan
tadi malam. Hingga pagi ini genangan masih ada di titik tertentu.
Genangan
setinggi 20 cm terjadi di Jalan Kiai Tapa depan Universitas Trisakti.
Kepadatan kendaraan terjadi dari titik genangan hingga Jalan KH Hasyim
Ashari, atau di depan Mall Taman Anggrek.
Genangan setinggi 30 cm
menggenangi Jalan Daan Mogot di depan Kantor Samsat Jakarta Barat.
Alhasil, arus lalu lintas dari arah Cengkareng menuju Grogol berjalan
padat merayap.
Genangan air setinggi 15 cm juga masih menyelimuti ruas jalan di depan WTC Mangga Dua, Jakarta Pusat.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar