Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ingin pengadaan barang dan jasa serta
perizinan satu atap di Pemprov DKI minim dari potensi korupsi. Untuk
itu, Jokowi meminta KPK mengawasi. KPK pun menyanggupi.
"Tadi
sudah disampaikan, nah itu mengenai badan layanan perizinan terpadu,
badan pengadaan barang dan jasa. Nah nanti akan ada sistem terintegrasi
yang akan disampaikan dan ini dikerjasamakan agar dapat orang terbaik,"
jelas Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi usai menerima KPK dan
BPKP di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat,
Senin (27/5/2013).
"Nanti mendampingi, sistemnya ada di KPK," jelas Jokowi.
Sementara
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang hadir di Balai Kota DKI,
menanggapi positif keinginan Pemprov DKI yang dikomandani Jokowi-Ahok
ini.
"Nah ini perlu didiskusikan, makanya, kami akan MoU dengan
Pemda. Beberapa usulan yang sistemnya sudah diprogram di KPK, akan kita
delivery ke Pemprov DKI. Karena kami juga ingin lihat orang-orang baik
seperti Pak Jokowi dan Pak Wagub Tjahja Purnama, nah ini orang-orang
yang harus didukung," jelas Bambang.
KPK dan BPKP akan membangun
sistem yang bisa meminimalisir potensi korupsi dan penyalahgunaan
kewenangan. Selain mendampingi Pemprov DKI, KPK juga akan melatih PNS
Pemprov DKI. Bisa pula KPK menempatkan 1-2 orang di Pemprov DKI, namun
untuk saat ini sistem menempatkan orang belum memungkinkan karena SDM
KPK sedikit, tak sampai 700 orang.
"Jadi tadi kami berikan sinyal
kepada Pak Gubernur, kami akan desain sistem arsitektur SDM kita (KPK)
yaitu menempatkan orang. Sekarang ini belum. Cuma dalam arsitektur SDM
kita kamui udah desain, kemungkinan besar KPK belajar dari teman-teman
BPKP. Hampir dari semua inspektorat di Indonesia, nggak ada jejak BPKP
(mungkin maksudnya KPK, red). Jadi harus ada jejaknya. Jadi sebarkan
virus kebaikan bukan hanya virus cinta," kata Bambang.
Apakah hal ini dilakukan pada eksekutif saja, atau legislatif juga?
"Kalau
pemerintah itu kan Pemprov DKI, tapi kalau pemerintahan itu ada
DPRD-nya. Nah tapi saya belum berani ngomong itu, saya nggak mau
klaim-klaim tapi di tingkat DPR, kami sudah diminta oleh pimpinan DPR
dan BK, jadi kami sudah studi soal kewenangan parlemen dan kami sudah
survei sebagian dan akan disajikan," jelas Bambang.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar