Gubernur DKI Joko Widodo heran mengapa anggota DPRD DKI Jakarta
harus menggunakan hak interpelasi untuk menanyakan permasalahan yang
terjadi dalam program Kartu Jakarta Sehat. Menurutnya, secara terbuka ia
akan menjelaskan jika ada hal yang dianggap menjadi permasalahan.
"Kita
ini tiap hari diajak bicara juga mau, enggak usah pakai
interpelasi-interpelasi," ujar Jokowi di Gedung Balaikota, Senin
(27/5/2013) sore.
Menurut Jokowi, jika program Kartu Jakarta
Sehat (KJS) dianggap bermasalah oleh DPRD, seharusnya pendekatan yang
dilakukan adalah komunikasi terlebih dahulu. Mantan Wali Kota
Surakarta tersebut berharap agar anggota DPRD bisa duduk bersama
menyelesaikan masalah itu.
"DPRD itu dibutuhkan rakyat. Kalau
dibutuhkan, program yang belum sempurna ya dikoreksi bareng-bareng,
bukan interpelasi," ujarnya.
Meski demikian, Jokowi menghormati
rencana pengajuan hak interpelasi yang ditempuh DPRD. Menurutnya, hal
tersebut adalah salah satu hak dari parlemen. Jokowi berjanji akan
memberikan penjelasan secara terbuka kepada DPRD DKI terkait KJS.
Wacana
pengajuan hak interpelasi muncul dalam rapat dengar pendapat antara
DPRD DKI Jakarta dengan Dinas Kesehatan dan instansi terkait, Kamis
(23/5/2013). Rapat tersebut membahas masalah dalam pelaksanaan KJS,
terutama tentang 16 rumah sakit swasta yang dikabarkan keberatan
melaksanakan KJS karena sistem pembayarannya berubah.
Dalam rapat
tersebut, anggota Komisi E DPRD DKI, Ashraf Ali, mengklaim telah ada 32
anggota DPRD DKI Jakarta yang menandatangani rencana penggunaan hak
interpelasi untuk meminta penjelasan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo terkait masalah tersebut.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar