Elektabilitas pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK)
mulai menunjukkan tren kenaikan, setelah sebelumnya sempat menurun.
Berdasarkan survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), kini
elektabilitas Jokowi-JK mulai mengalami rebound dan meninggalkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby dalam siaran pers di Jakarta, Senin (7/7)
menyebutkan, survei terakhir mereka memperlihatkan elektabilitas
Jokowi-JK sebesar 47,80 persen. Elektabilitas itu unggul di atas
pasangan Prabowo-Hatta sebesar 44,20 persen.
Survei itu dilakukan LSI pada 2 Juli hingga 5 Juli 2014. Survei menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling),
yang merupakan metode baku LSI sejak 2004 dalam melakukan survei
perilaku pemilih di Indonesia. Survei dilakukan terhadap 2.400 responden
yang diwawancarai secara tatap muka (paper based survey) di 33 provinsi di Indonesia. Dengan jumlah responden tersebut, margin of error survei ini adalah kurang lebih 2 persen. Survei ini juga dilengkapi juga riset kuantitatif melalui focus group discussion (FGD), depth interview, dan media analisis.
“Survei ini dibiayai sendiri oleh LSI,” ujar Adjie.
Dikatakan, survei LSI pada September 2013 menunjukan selisih kedua
capres mencapai 39,20 persen. Saat itu elektabilitas Jokowi mencapai
50,30 persen, sementara elektabilitas Prabowo sebesar 11,10 persen. Pada
Maret 2014, elektabilitas Jokowi sebesar 46,30 persen dan Prabowo
sebesar 22,10 persen. Selisih kedua capres mengecil menjadi 24,20
persen.
Lalu, pada awal Mei 2014, sebelum penetapan capres-cawapres resmi
oleh KPU, elektabilitas Jokowi sebesar 35,42 persen, sedangkan Prabowo
sebesar 22,75 persen. Selisih kedua capres terus mengecil, yaitu hanya
sebesar 12,67 persen.
Pada survei awal Juni 2014, ketika dimulainya masa kampanye pilpres,
elektabilitas Prabowo-Hatta sebesar 38,7 persen, sementara dukungan
terhadap Jokowi-JK sebesar 45,0 persen. Selisih kedua pasangan capres
semakin mengecil di bawah satu digit, yaitu hanya 6,3 persen.
Selisih elektabilitas kedua capres pun pernah berada pada titik
terendah, yaitu hanya berbeda 0,5 persen pada akhir Juni 2014. Selisih
kedua capres ini bahkan lebih rendah dari margin of error
survei saat itu, yakni +/- 2 %. Pada akhir Juni 2014, dukungan terhadap
Prabowo-Hatta terus menaik dan mendekati Jokowi-JK. Elektabilitas
Prabowo-Hatta saat itu mencapai 43,0 persen, sedangkan Jokowi 43,5
persen.
“Namun, memasuki masa tenang, survei menunjukan terjadi ‘kebangkitan’
elektabilitas Jokowi-JK. Dukungan terhadap Jokowi-JK kembali menguat
dan mampu melebarkan jarak dengan elektabilitas Prabowo-Hatta. Jokowi-JK
didukung 47,80 persen, sedangkan Prabowo-Hatta 44,20 persen. Selisih
keduanya kini 3,60 persen,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar