Sebagai tindak lanjut isu sebelumnya, para purnawirawan TNI di seluruh Indonesia diminta membantu KPU dan Bawaslu untuk ikut mengawasi proses pemilihan presiden yang berlangsung 9 Juli ini.
Seruan tersebut diucapkan Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, menanggapi kekhawatiran berbagai pihak akan terjadinya kecurangan sebelum dan sesudah pencoblosan.
“Bersama relawan, kita (purnawirawan TNI) akan mengawasi TPS agar jangan sampai suara Jokowi-JK hilang dicuri,” kata Luhut, Senin (7/7/2014).
Purnawirawan bintang empat ini mengklaim, berhasil mengumpulkan relawan purnawirawan Kopassus seluruh Indonesia untuk ikut mengawal dan memantau langsung proses pencoblosan dan penghitungan suara.
Bagi para pemilih dan relawan, pendiri dan komandan pertama Detasemen 81 Antiteror TNI ini memberikan tips singkat mencegah atau meminimalisasi kecurangan saat hari pencoblosan.
Dikatakan, setelah menerima surat suara sebaiknya pemilih langsung membukanya terlebih dahulu di hadapan PPS.
Langkah ini dimaksud untuk mengetahui kondisi surat suara. "Pastikan tidak ada bekas coblosan atau sudah dicoblos. Ada bolong atau tidak, harus utuh. Tolong ini disosialisasikan kepada semua orang," tambah Luhut lagi.
Sementara mantan Wakil Panglima TNI Fachrul Rozi menyerukan seluruh relawan agar satu tujuan mengawasi proses pemilihan presiden hingga bisa berlangsung aman. "Awasi mulai dari pencoblosan hingga penghitungan suara. Kita harus kompak," kata jendral yang berasal dari Aceh ini.
Selain Fachrul, para jenderal purnawirawan TNI seperti mantan KSAD Jendral (Purn) Subagyo HS, Mantan Panglima TNI Wiranto, Jendral TNI (Purn) Sumardi, Mantan Wakil Komandan Jenderal Kopassus Letjen TNI (Purn) Sutiyoso dan Mantan Danjen Kopasus Muchdi PR bersama seluruh timnya juga ikut mengawasi jalannya pilpers. [pra/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar