Dua hari jelang pencoblosan makin terlihat adanya intervensi asing yang diduga berupaya memenangkan salah satu pasangan capres cawapres.
Juru bicara Tim Media Online DPP Partai Gerindra Noudhy Valdryno mencontohkan perusahaan raksasa IT AS, Google.
Menurut Noudhy, perusahaan internet asal Amerika Serikat itu sudah sangat berpihak kepada pasangan capres nomor urut dua.
“Padahal dalam situs peraturan periklanan di Google.com disebutkan Google tidak menerima segala bentuk iklan dan konten yang berhubungan dengan politik di Indonesia," tutur Noudhy dalam perbincangannya dengan wartawan di Jakarta, Senin (7/7/2014).
Dia menambahkan, faktanya Google mempersilakan pemasangan iklan yang mendukung Jokowi-JK dan mendiskreditkan Prabowo. "Menurut kami, ini adalah bentuk keberpihakan yang tidak etis,” katanya.
Dia mengatakan, pihaknya pernah mencoba memasang iklan kampanye yang bersifat positif, namun ditolak mentah-mentah oleh Google. Tapi ternyata belakangan Google berpihak.
“Karena iklan resmi Jokowi mereka perbolehkan, bahkan Google juga menayangkan iklan yang mengandung unsur black campaign," ujar Noudhy.
Menurutnya, dalam peraturan periklanan, Google menegaskan "The promotion of political candidates and political parties isn’t allowed to target Indonesia". Peraturan tersebut bisa dilihat pada link https://support.google.com/adw ordspolicy/answer/1310914?hl=e n.
"Namun ternyata iklan yang mendukung capres Jokowi tayang di Google. Lihat saja di situs seperti Youtube, sudah sejak sebulan lalu ada video iklan Jokowi. Lalu situs www.hentikanprabowo.com yang bernuansa kampanye hitam. Ini jelas bentuk keberpihakan Google terhadap Jokowi," tuturnya lagi.
Noudhy mengaku pernah bertanya kepada perwakilan Google Indonesia, apa alasan mereka melakukan hal tersebut. "Namun mereka bilang tak tahu apa-apa dan berdalih mereka hanya bagian penjualan saja," pungkasnya. [ind/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar