Sabtu, 29 Maret 2014

Info Internal PDIP: Jokowi JK Menguat

Jusuf Kalla (JK) dikabarkan hampir pasti menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Namun JK yang dikonfirmasi mengaku belum ada pembicaraan soal itu. Sedangkan Jokowi malah bercanda bahwa dia harus berduet dengan JK.
"Bukan masalah mau atau nggak mau, ya harus sama JK. Soalnya kalau nggak sama JK, jadinya Oowi dong," canda Jokowi.
Menurut sumber yang sangat bisa dipercaya di internal PDIP dan kolega JK menegaskan bahwa jika tidak ada halangan pasangan Capres dan Cawapres ini akan diusung oleh PDIP di Pilpres 2014 sebelum Pemilu Legislatif 9 April 2014 nanti.
"Jika berjalan lancar maka Insya Allah dalam waktu dekat diumumkan," kata sumber yang enggan disebutkan namanya.
Dengan diumumkannya duet Jokowi-JK, diharapkan dapat menambah perolehan suara PDIP khususnya pemilih di Indonesia Timur yang memang basis pendukung JK.
Informasi lain yang beredar di kalangan awak media sejumlah nama diusulkan untuk jadi Cawapres Jokowi seperti Puan Maharani dan Hatta Rajasa. Bahkan kabarnya Hatta sudah sowan ke Megawati. Kabar yang beredar, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lebih condong memilih JK.
Ditemui disela-sela debat tokoh dan Capres di Fakultas Kedokteran UI Salemba, JK mengaku belum ada pembicaraan soal posisinya sebagai cawapres Jokowi. "Bukan siap atau tidak siap (menjadi cawapres Jokowi), belum ada pembicaraan," ujar JK, Jumat (28/3/2014).
Menurut JK, kemungkinan menjadi cawapres Jokowi bisa saja terjadi. Namun, kemungkinan itu terjadi setelah berlangsungnya Pemilu Legislatif. "Semua kan baru dibicarakan setelah Pileg," tuturnya.
JK mengatakan, ia telah lama tak bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Ia mengaku tidak mungkin ada pembicaraan jika telah lama tak bertemu. "Tidak ada (pembicaraan). Lama nggak bertemu Jokowi," ujar JK.
Jokowi saat ditanya apakah serius akan berduet dengan JK, menjawab secara diplomatis. "Kalau pas, kalau tepat sesuai dengan harapan publik," kata Jokowi yang kemarin berkampanye bagi PDIP di Serang. Jokowi sempat sowan ke Ketua Nadzir Sultan Banten, KH Tubagus Ismatullah Al Abbas.
Jokowi yang didampingi Wagub Banten Rano Karno dan sejumlah caleg PDIP lantas berkampanye di Lapangan Sumampir, Cilegon, Banten. Kepada ribuan kader PDIP, Jokowi mengatakan bahwa PDIP mampu merebut suara di Banten.
"Dari lubang kecil kita memang sudah memang, tapi menang tipis. Bekerja itu harus optimis. Dengan gotong royong kita akan menangkan di Banten. Banten akan merah. Dan Indonesia akan merah," ujar Jokowi.
Meski harus optimis, Jokowi mengimbau kepada simpatisan dan kader PDIP untuk tidak lengah. Sebab, belajar dari pengalaman Pemilu tahun 2004 dan 2009 terjadi kembali kecurangan dalam pemungutan suara.
"Pertama Bu Mega titip kerja keras dan jangan seolah-olah merah. Jaga dan awasi TPS. Banten akan merah kita harap. Sanggup? Siap? nanti Banten akan saya lihat paling awal. 9 April sore akan saya intip Banten pertama," kata Jokowi.
Sementara itu, Megawati berkampanye di Palembang. Di bawah hujan deras, Megawati berorasi di  Lapangan BKB Palembang, Sumatera Selatan.
 Dalam pidatonya, Megawati meminta seluruh masyarakat untuk memilih PDI-P, karena itu menjadi kunci untuk mengusung Jokowi menjadi capres. "Kalau Saudara akan mendukung Pak Jokowi (Joko Widodo) menjadi presiden, maka pemilu ini harus dimenangkan oleh PDI-P dan kita baru bisa maju dengan capres Pak Jokowi," kata Mega.
Megawati juga mengingatkan agar para kader dan simpatisan PDIP tidak terlena dengan euforia pencalonan Jokowi. Ia juga berharap, kader dan simpatisan berhati-hati karena potensi menggagalkan Jokowi menjadi presiden masih tetap ada. "Saya butuh bantuan riil untuk memenangkan partai, dan memuluskan jalan Jokowi menjadi presiden," jelas Megawati.
Salah satu caranya, yakni kader dan simpatisan untuk ikut mengawasi perhitungan suara nanti. "Jangan lupa mengawasi penghitungan suara, jangan sampai terjadi kecurangan," tegasnya.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar