Serangan isu negatif kepada calon presiden (Capres) PDIP, Joko
Widodo, dinilai tidak akan sampai mempengaruhi elektabilitasnya.
Serangan isu apapun, apalagi SARA, akan ditanggapi santai oleh
masyarakat.
"Sejauh pelakunya masih itu-itu saja dan tidak meluas, saya kira
tidak perlu dirisaukan," kata praktisi pemenangan pemilu Konsep
Indonesia (Konsepindo), Budiman, Sabtu (29/3/2014).
Dijelaskan, munculnya media sosial sebagai media kampanye di masa
pemilu kali ini telah menambah persoalan baru. Yaitu, maraknya perang
kata dan argumen yang berbau suku, agama, ras, dan antar golongan
(SARA).
Akun-akun di twitter dan Facebook pun telah mulai memunculkan
sejumlah isu yang memojokkan bahkan merendahkan martabat seseorang.
Budiman menegaskan, perang wacana mengarah pada penurunan martabat
seseorang. Tujuannya, agar tidak disukai pemilih. Yang muncul di sosial
media akhir-akhir ini sudah mengarah kepada isu SARA dan berbahaya.
"Butuh kebesaran hati dan kedewasaan semua pihak," ungkapnya saat diskusi bertajuk Sosmed sarana kampanye dan perang wacana.
Menurutnya, pemanfaatan isu-isu negatif berupa perendahan martabat
seseorang bisa diantisipasi. Jika saja calon yang bersangkutan memang
bersih dan bebas skandal, maka tidak menjadi masalah.
Namun ketika isu negatif tidak ditemukan, kelompok tertentu menjadi frustrasi dan akhirnya melakukan serangan berbau SARA.
"Tidak fair lah mempersoalkan keimanan, suku, agama dan ras seseorang dalam kaitan dengan Pileg atau pilpres," jelas Budiman.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar